Minggu, 12 Agustus 2012

SUPER JUNIOR 슈퍼주니어 _SPY_MUSIC VIDEO

SUPER JUNIOR 슈퍼주니어 _SPY_MUSIC VIDEO

“One Side Of Love”

Author :
Nam Go Hyun
Cast :
- Jung Jessica
- Lee Donghae
- Kim Taeyeon
Genre :
Romance
*****
[Jessica POV]
Pria itu… Selalu menatap kearah jendela. Dia selalu duduk di kursi yang sama. Setiap aku menjaga perpustakaan, dia selalu disana. Tatapannya ke jendela lebih banyak daripada ke buku dihadapannya. Benar-benar pria yang menarik perhatianku.
“Jessica!” pekik Taeyeon menghampiriku.
“ah, Taeyeon~ ada apa?” tnyaku sambil menuju perpustakaan.
“Oh ya! Kau jaga perpustakaan lagi… ini kan hari kamis…” ujar Taeyeon lesu.
“Ada apa?” tnyaku lagi heran.
“aku ingin mengajakmu ke toko buku… Tapi, kau bakalan pulang jam 3. Aku juga ada latihan tenis di lapangan sampai jam 2. Kau mau kutunggu?” tawar Taeyeon trsenyum.
Aku trsenyum dan meraih pundak kecilnya.
“jangan~ kau akan sangat kelelahan,”
“Kau juga lelah kan, jess?”
“Ah~ Tapi, ada orang yang membuatku bersemangat akhir2 ini…”
“Hah? Siapa??”
“hahhaa~ Lupakan. Nah~ ayo pergi ke lapangan sana! Sampai jumpa besok~!”
*****
Aku kembali duduk di meja penjaga perpus. Tugasku sebagai kesiswaan di OSIS memang sangat padat. Setiap pulang sekolah hari senin-jumat, aku pasti akan menjaga perpustakaan. Aku memang suka membaca dan nyaman dengan hal yang tenang, makanya aku menyukai pekerjaan ini. Lagipula, memang ada yang menarik perhatianku akhir2 ini. Ya, pria yang duduk di samping jendela itu. Siapa dia?
Matanya coklat, hidungnya sempurna, dia terlihat seperti orang yang tidak suka menghabiskan waktu di perpustakaan. Terkadang kuperhatikan buku di mejanya terus berganti tiap hari. Apa mungkin dia bisa membacanya dengan cepat hanya dalam waktu 2 jam? Bukankah buku2 yang dia baca itu Novel dengan halaman berlipat2 ?
SIING~
Pria itu menundukkan kepalanya. Sepertinya cahaya matahari sangat menyilaukan. Ah, lebih baik kututup sebagian jendela.
Omo! Dia menatapku tajam! Apa dia marah???
“eh~ tenang saja! Jendela itu tidak kututup semua!” kataku gugup. Dia benar2 menatapku.
“Tapi, apa cahaya matahari tidak terlalu silau?” tnyaku memastikan. Habisnya, ia serius sekali.
“Iya. Silau. Tapi, aku bisa melihatnya dengan jelas dari sini,” kata pria itu lagi lalu merapikan rambutnya yang acak2an.
Aku menatap satu arah dengan arah pandangannya. Dia menatap luar jendela. Kearah lapangan tenis.
“Kau menyukai seseorang di klub tenis sekolah kita ya?” tnyaku cepat.
Pria itu menoleh cepat. Dia menatapku seperti tatapan tidak percaya. Mampus! Aku salah bicara ya?
“Maaf! Bukan itu maksudku!! Maaf! Habisnya, kau seperti sedang memerhatikan orang yang penting,” kataku cepat-cepat dan membungkuk berkali2.
Pria itu semakin blushing dan menutupi wajahnya dengan jaket coklatnya. Dia benar2 lucu saat blushing^^
“aneh ya?” tnya pria itu menatap jendela lagi.
“…….”
“Apa aneh kalau hanya menatapnya dari sini?”
“Ah! Tidak kok! Jarang2 ada yang diperhatikan seperti itu. Menurutku kau benar2 menganggapnya istimewa. Andaikan ada pria yang menatapku seperti itu. Aku iri dengan orang yang kau sukai,” jelasku asal. OMO! Kenapa aku jujur banget T___T Babo!
Pria itu menatapku dan tersenyum lebar. Dia manis sekali. Tiba2 ia mengulurkan tangannya dan berdiri.
“Aku Donghae. Lee Donghae,” katanya dengan tersenyum lagi.
Aku tersenyum ramah dan menjabat tangannya. Kulitnya mulus…
“Aku Jessica Jung. Salam kenal,”
*****
Hari-hari di perpustakaan tidak kulalui sendirian. Sekarang ada Donghae yang selalu bersamaku. Kami tertawa, bercanda, dan membaca buku bersama. Dia orang yang perhatian. Kuakui itu.
“Aduh!” pekikku kesakitan. Buku yang ingin kurapikan malah jatuh menimpa kepalaku karena tmpt itu terlalu tinggi.
“Jessica! Kau tidak apa2 ?” tnya Donghae cepat dan menghampiriku. Aku spontan menatapnya dan dia semakin dekat. Dia tampan.
“duh~ kalo begini kasihan kamu juga, kan? Sini aku bantu,” kata Donghae dan sigap mengambil buku yang ada ditanganku.
“Eh, tapi…”
“Kalau begini lebih cepat kan?”
“….. gomawo,”
Donghae membantuku dengan cepat. Aku lega buku2 itu sudah berada di tempat asalnya. Dasar anak kelas 1! Mereka minjem buku tapi tdk dikembalikan di tempatnya. Ya~ setidaknya, aku bisa berduaan lagi dengan Donghae^^
“Donghaeya, cewek yang kamu suka itu… seperti apa sih?” tnyaku. Waduh! Aku keceplosan! Baboya! ><
“……….” Donghae hanya diam menatapku heran.
“Sorry! Itu memang bukan urusanku, lupakan saja, hehe…”
“Dia anak kelas 3-C,”
Ah, Donghae menjawab pertanyaanku dengan santai. Tunggu dulu, kelas 3-C ? itu kan kelasku? Dan satu2nya wanita yang ikut klub tenis, itu kan hanya Taeyeon? Ah, ternyata Donghae suka dengan Taeyeon. Aku akan membantu kalian^^
****
“Aku benar2 lelah…” jelas Taeyeon saat duduk di kantin bersamaku.
“Wah~ minggu depan pertandingan antar-sekolah?” tnyaku sambil memakan kue ditanganku.
“Ne. benar2 melelahkan… Tapi, usai pertandingan Kyuhyun janji akan mengajakku jalan-jalan!” jelas Taeyeon senang. Apa? Kyuhyun? Siapa dia?
“Kyuhyun… siapa dia?” tnyaku heran.
“Oh! Dia itu pacarku dari Incheon. Kami memang jarang bertemu, makanya aku juga jarang menceritakannya padamu. Hehe… sudah lama kami tidak jalan bersama,” jelas Taeyeon dan tersenyum sumrigah.
Jadi, Taeyeon sudah punya pacar? Bagaimana dengan Donghae? Kalau Donghae tahu nanti, dia pasti bakalan sedih. Donghae harus tahu secepatnya!
****
Aku datang ke Perpustakaan secepat mungkin. Dan… ternyata Donghae tidak ada. Dimana dia? Biasanya dia duduk di kursi itu. Hmm… Aku lelah… aku merasa ngantuk…
……
“Sudah bangun?” tnya sebuah suara yang tidak asing.
“Donghae??” tnyaku bingung. Sejak kapan dia didepanku?
“maaf aku telat. Tadi ada ulangan mendadak dikelasku,” jelasnya sedikit terlihat menyesal.
Aku tertawa kecil.
“Telat? Haha~ memangnya kau kesini suatu kewajiban?” tnyaku menyindir kata2nya barusan.
“Tentu saja.” Jwab Donghae santai dan kembali membaca buku dihadapannya.
Aku mengangguk tidak mengerti. Jawaban macam apa itu?
****
“Sudah kuduga dia akan mengira begitu… Habisnya, dia jarang menelponku…” kata taeyeon di telpon.
“Lho? Kalian putus?” tnyaku tidak percaya.
“Ne… Kyuhyun tidak mengakui hubungan kami lagi. Karena aku jarang menelpon atau sms dia. Yah~ memang aku yang salah sih… hehe”
Taeyeon putus dengan Kyuhyun? Kenapa hatiku seperti tidak bahagia. Tapi, bukan karena Kyuhyun… Perasaan ini lain. Aku seperti merasa, aku ingin memberikan Taeyeon dan Donghae kesempatan untuk bertemu. Tapi, itulah letak kesakitan dihatiku. Aku kenapa?
“Yah! Jessica! Kau dengar tidak?”
“Ah, iya iya~ aku dengar.”
“Ya sudahlah. Aku tunggu kau di tempat biasa besok. Sampai jumpa, Ice Princess,”
“Ne. Sampai jumpa, Hot Princess,”
*****
Aku melirik ke arah jendela perpustakaan. Ini hari sabtu. Sepertinya, dia tidak akan datang.
“Kau tidak bertugas hari ini?” tnya sebuah suara dibelakangku.
“Dong…Donghae?” aku terlalu panic menghadapinya. Ya, Tuhan~ aku ini kenapa?
“Jessica, aku berpikir… sepertinya aku tidak akan kesini lagi. Aku akan berangkat ke Singapur untuk pertukaran pelajar 2011. Untuk itu, aku akan segera menyatakan perasaanku pada orang yang kusukai,” jelas Donghae menundukkan kepalanya.
Aku menggigit bibir bawahku dan menatap donghae lekat-lekat.
“Kau pikir perasaanmu akan terbalas? Kau kan hanya memandangnya dari jauh! Apa kau pikir dia akan luluh dan menerimamu???” teriakku spontan membuat Donghae terbelalak kaget.
Astaga! Apa yang kukatakan!? Aku malah menghalangi pintu hati Donghae untuk Taeyeon! Kenapa aku ini???
“Oh, begitu…” Donghae tersenyum simpul dan membungkuk kecil.
“Maaf mengganggu. Aku pulang dulu,” Donghae berjalan pergi.
Apa-apaan aku ini? Alasan bodoh apa yang aku buat sampai Donghae mengurungkan niatnya. Walau dia hanya melihat dari jauh, aku juga sama kan? Aku hanya melihat Donghae dari jauh. Aku egois! Aku tidak menerima kenyataan bahwa Donghae mencintai Taeyeon! Kenapa? Aku ini bodoh! Aku jahat! Aku tidak seharusnya begitu! Donghae begitu tulus, Taeyeon juga tidak tahu apa-apa. Ini tidak benar!
TAP… TAP…
Kukejar Donghae secepat yang kubisa. Akhirnya! Kutemukan sosok Donghae yang baru saja menuruni tangga.
“DONGHAE! TUNGGU SEBENTAR!” teriakku membuatnya menoleh heran.
“Maafkan aku… hosh…” pintaku dengan sedikit kecapekan.
“Aku bohong! Gadis itu pasti akan menerimamu! Dia pasti akan membalas perasaanmu! Aku tahu itu! Donghae kau pasti akan mendapatkan hatinya!”
SET! Donghae berlari dan memelukku. Aigo~ kenapa dia?
“Gadis yang kusukai itu… Adalah kau JESSICA!” jelas Donghae ditengah pelukan mesra ini.
Aku terbelalak heran. Apa maksud semua ini? Donghae bercanda atau apa?
“Aku tidak mengerti… kenapa bisa?” tnyaku heran.
“Aku tahu semua aktivitasmu, Jessica. Dan, Karena aku tahu kau menjaga perpustakaan tiap pulang sekolah, kuputuskan selalu datang di perpustakaan. Ya, hanya untuk melihatmu,” jelas Donghae melepaskan pelukan kami.
“Tapi, aku benci diriku sendiri. Aku tidak berani ngobrol atau menyapamu. Yang kubisa hanya memandangimu… Itu benar aku selalu memperhatikanmu. Dan, Aku senang saat kau bilang kau iri pada gadis yang selalu kuperhatikan. Itu menandakan bahwa kau tidak meremehkan sikapku yang hanya bisa memantau dari kejauhan,” sambung Donghae lagi dan tersenyum.
Kugeleng2kan kepalaku.
“Aku tidak mengerti! Tapi, bukankah yang kau sukai itu Taeyeon?”
“Taeyeon? Siapa dia?”
“Anak klub tenis… yang selalu kau perhatikan dari jendela…”
“Klub tenis? Aku benci tenis! Siapa juga Taeyeon? Gak kenal tuh…”
“Lalu, yang selama ini kau pandangi?”
“Hmm… jelas saja kau salah paham…” donghae menarikku dengan cepat ke perpustakaan.
****
Donghae menarikku ke bangku yang biasa ia duduki di samping jendela.
“Duduk disini….” Pinta Donghae.
Lalu Donghae pergi menjauh dan duduk di bangku yang biasa kududuki.
“Katakan padaku, apa yang kau lihat dari jendela itu…” suruh Donghae cepat dan mataku langsung tertuju pada jendela dihadapanku.
Tiba2, Aku tersenyum. Aku tidak menyangka… Jadi, ini dia yang selama ini Donghae perhatikan. Ini yang membuat Donghae lebih nyaman menatap jendela daripada buku dihadapannya? Sekarang aku mengerti. Kita sama Donghae^^ Aku juga hanya bisa menatap dari kejauhan. Ternyata cinta kita tidak bertepuk sebelah tangan. Dan aku bahagia saat menyadari pada kenyataan bahwa aku mencintaimu.
-=-=-=-=-=-=-=-


Source :  http://leesungminworld.wordpress.com/2011/04/24/fanfiction-one-side-of-love-one-shoot/

Fanfiction : “One Side Of Love” [one shoot]

Author :
Nam Go Hyun
Cast :
- Jung Jessica
- Lee Donghae
- Kim Taeyeon
Genre :
Romance
*****
[Jessica POV]
Pria itu… Selalu menatap kearah jendela. Dia selalu duduk di kursi yang sama. Setiap aku menjaga perpustakaan, dia selalu disana. Tatapannya ke jendela lebih banyak daripada ke buku dihadapannya. Benar-benar pria yang menarik perhatianku.
“Jessica!” pekik Taeyeon menghampiriku.
“ah, Taeyeon~ ada apa?” tnyaku sambil menuju perpustakaan.
“Oh ya! Kau jaga perpustakaan lagi… ini kan hari kamis…” ujar Taeyeon lesu.
“Ada apa?” tnyaku lagi heran.
“aku ingin mengajakmu ke toko buku… Tapi, kau bakalan pulang jam 3. Aku juga ada latihan tenis di lapangan sampai jam 2. Kau mau kutunggu?” tawar Taeyeon trsenyum.
Aku trsenyum dan meraih pundak kecilnya.
“jangan~ kau akan sangat kelelahan,”
“Kau juga lelah kan, jess?”
“Ah~ Tapi, ada orang yang membuatku bersemangat akhir2 ini…”
“Hah? Siapa??”
“hahhaa~ Lupakan. Nah~ ayo pergi ke lapangan sana! Sampai jumpa besok~!”
*****
Aku kembali duduk di meja penjaga perpus. Tugasku sebagai kesiswaan di OSIS memang sangat padat. Setiap pulang sekolah hari senin-jumat, aku pasti akan menjaga perpustakaan. Aku memang suka membaca dan nyaman dengan hal yang tenang, makanya aku menyukai pekerjaan ini. Lagipula, memang ada yang menarik perhatianku akhir2 ini. Ya, pria yang duduk di samping jendela itu. Siapa dia?
Matanya coklat, hidungnya sempurna, dia terlihat seperti orang yang tidak suka menghabiskan waktu di perpustakaan. Terkadang kuperhatikan buku di mejanya terus berganti tiap hari. Apa mungkin dia bisa membacanya dengan cepat hanya dalam waktu 2 jam? Bukankah buku2 yang dia baca itu Novel dengan halaman berlipat2 ?
SIING~
Pria itu menundukkan kepalanya. Sepertinya cahaya matahari sangat menyilaukan. Ah, lebih baik kututup sebagian jendela.
Omo! Dia menatapku tajam! Apa dia marah???
“eh~ tenang saja! Jendela itu tidak kututup semua!” kataku gugup. Dia benar2 menatapku.
“Tapi, apa cahaya matahari tidak terlalu silau?” tnyaku memastikan. Habisnya, ia serius sekali.
“Iya. Silau. Tapi, aku bisa melihatnya dengan jelas dari sini,” kata pria itu lagi lalu merapikan rambutnya yang acak2an.
Aku menatap satu arah dengan arah pandangannya. Dia menatap luar jendela. Kearah lapangan tenis.
“Kau menyukai seseorang di klub tenis sekolah kita ya?” tnyaku cepat.
Pria itu menoleh cepat. Dia menatapku seperti tatapan tidak percaya. Mampus! Aku salah bicara ya?
“Maaf! Bukan itu maksudku!! Maaf! Habisnya, kau seperti sedang memerhatikan orang yang penting,” kataku cepat-cepat dan membungkuk berkali2.
Pria itu semakin blushing dan menutupi wajahnya dengan jaket coklatnya. Dia benar2 lucu saat blushing^^
“aneh ya?” tnya pria itu menatap jendela lagi.
“…….”
“Apa aneh kalau hanya menatapnya dari sini?”
“Ah! Tidak kok! Jarang2 ada yang diperhatikan seperti itu. Menurutku kau benar2 menganggapnya istimewa. Andaikan ada pria yang menatapku seperti itu. Aku iri dengan orang yang kau sukai,” jelasku asal. OMO! Kenapa aku jujur banget T___T Babo!
Pria itu menatapku dan tersenyum lebar. Dia manis sekali. Tiba2 ia mengulurkan tangannya dan berdiri.
“Aku Donghae. Lee Donghae,” katanya dengan tersenyum lagi.
Aku tersenyum ramah dan menjabat tangannya. Kulitnya mulus…
“Aku Jessica Jung. Salam kenal,”
*****
Hari-hari di perpustakaan tidak kulalui sendirian. Sekarang ada Donghae yang selalu bersamaku. Kami tertawa, bercanda, dan membaca buku bersama. Dia orang yang perhatian. Kuakui itu.
“Aduh!” pekikku kesakitan. Buku yang ingin kurapikan malah jatuh menimpa kepalaku karena tmpt itu terlalu tinggi.
“Jessica! Kau tidak apa2 ?” tnya Donghae cepat dan menghampiriku. Aku spontan menatapnya dan dia semakin dekat. Dia tampan.
“duh~ kalo begini kasihan kamu juga, kan? Sini aku bantu,” kata Donghae dan sigap mengambil buku yang ada ditanganku.
“Eh, tapi…”
“Kalau begini lebih cepat kan?”
“….. gomawo,”
Donghae membantuku dengan cepat. Aku lega buku2 itu sudah berada di tempat asalnya. Dasar anak kelas 1! Mereka minjem buku tapi tdk dikembalikan di tempatnya. Ya~ setidaknya, aku bisa berduaan lagi dengan Donghae^^
“Donghaeya, cewek yang kamu suka itu… seperti apa sih?” tnyaku. Waduh! Aku keceplosan! Baboya! ><
“……….” Donghae hanya diam menatapku heran.
“Sorry! Itu memang bukan urusanku, lupakan saja, hehe…”
“Dia anak kelas 3-C,”
Ah, Donghae menjawab pertanyaanku dengan santai. Tunggu dulu, kelas 3-C ? itu kan kelasku? Dan satu2nya wanita yang ikut klub tenis, itu kan hanya Taeyeon? Ah, ternyata Donghae suka dengan Taeyeon. Aku akan membantu kalian^^
****
“Aku benar2 lelah…” jelas Taeyeon saat duduk di kantin bersamaku.
“Wah~ minggu depan pertandingan antar-sekolah?” tnyaku sambil memakan kue ditanganku.
“Ne. benar2 melelahkan… Tapi, usai pertandingan Kyuhyun janji akan mengajakku jalan-jalan!” jelas Taeyeon senang. Apa? Kyuhyun? Siapa dia?
“Kyuhyun… siapa dia?” tnyaku heran.
“Oh! Dia itu pacarku dari Incheon. Kami memang jarang bertemu, makanya aku juga jarang menceritakannya padamu. Hehe… sudah lama kami tidak jalan bersama,” jelas Taeyeon dan tersenyum sumrigah.
Jadi, Taeyeon sudah punya pacar? Bagaimana dengan Donghae? Kalau Donghae tahu nanti, dia pasti bakalan sedih. Donghae harus tahu secepatnya!
****
Aku datang ke Perpustakaan secepat mungkin. Dan… ternyata Donghae tidak ada. Dimana dia? Biasanya dia duduk di kursi itu. Hmm… Aku lelah… aku merasa ngantuk…
……
“Sudah bangun?” tnya sebuah suara yang tidak asing.
“Donghae??” tnyaku bingung. Sejak kapan dia didepanku?
“maaf aku telat. Tadi ada ulangan mendadak dikelasku,” jelasnya sedikit terlihat menyesal.
Aku tertawa kecil.
“Telat? Haha~ memangnya kau kesini suatu kewajiban?” tnyaku menyindir kata2nya barusan.
“Tentu saja.” Jwab Donghae santai dan kembali membaca buku dihadapannya.
Aku mengangguk tidak mengerti. Jawaban macam apa itu?
****
“Sudah kuduga dia akan mengira begitu… Habisnya, dia jarang menelponku…” kata taeyeon di telpon.
“Lho? Kalian putus?” tnyaku tidak percaya.
“Ne… Kyuhyun tidak mengakui hubungan kami lagi. Karena aku jarang menelpon atau sms dia. Yah~ memang aku yang salah sih… hehe”
Taeyeon putus dengan Kyuhyun? Kenapa hatiku seperti tidak bahagia. Tapi, bukan karena Kyuhyun… Perasaan ini lain. Aku seperti merasa, aku ingin memberikan Taeyeon dan Donghae kesempatan untuk bertemu. Tapi, itulah letak kesakitan dihatiku. Aku kenapa?
“Yah! Jessica! Kau dengar tidak?”
“Ah, iya iya~ aku dengar.”
“Ya sudahlah. Aku tunggu kau di tempat biasa besok. Sampai jumpa, Ice Princess,”
“Ne. Sampai jumpa, Hot Princess,”
*****
Aku melirik ke arah jendela perpustakaan. Ini hari sabtu. Sepertinya, dia tidak akan datang.
“Kau tidak bertugas hari ini?” tnya sebuah suara dibelakangku.
“Dong…Donghae?” aku terlalu panic menghadapinya. Ya, Tuhan~ aku ini kenapa?
“Jessica, aku berpikir… sepertinya aku tidak akan kesini lagi. Aku akan berangkat ke Singapur untuk pertukaran pelajar 2011. Untuk itu, aku akan segera menyatakan perasaanku pada orang yang kusukai,” jelas Donghae menundukkan kepalanya.
Aku menggigit bibir bawahku dan menatap donghae lekat-lekat.
“Kau pikir perasaanmu akan terbalas? Kau kan hanya memandangnya dari jauh! Apa kau pikir dia akan luluh dan menerimamu???” teriakku spontan membuat Donghae terbelalak kaget.
Astaga! Apa yang kukatakan!? Aku malah menghalangi pintu hati Donghae untuk Taeyeon! Kenapa aku ini???
“Oh, begitu…” Donghae tersenyum simpul dan membungkuk kecil.
“Maaf mengganggu. Aku pulang dulu,” Donghae berjalan pergi.
Apa-apaan aku ini? Alasan bodoh apa yang aku buat sampai Donghae mengurungkan niatnya. Walau dia hanya melihat dari jauh, aku juga sama kan? Aku hanya melihat Donghae dari jauh. Aku egois! Aku tidak menerima kenyataan bahwa Donghae mencintai Taeyeon! Kenapa? Aku ini bodoh! Aku jahat! Aku tidak seharusnya begitu! Donghae begitu tulus, Taeyeon juga tidak tahu apa-apa. Ini tidak benar!
TAP… TAP…
Kukejar Donghae secepat yang kubisa. Akhirnya! Kutemukan sosok Donghae yang baru saja menuruni tangga.
“DONGHAE! TUNGGU SEBENTAR!” teriakku membuatnya menoleh heran.
“Maafkan aku… hosh…” pintaku dengan sedikit kecapekan.
“Aku bohong! Gadis itu pasti akan menerimamu! Dia pasti akan membalas perasaanmu! Aku tahu itu! Donghae kau pasti akan mendapatkan hatinya!”
SET! Donghae berlari dan memelukku. Aigo~ kenapa dia?
“Gadis yang kusukai itu… Adalah kau JESSICA!” jelas Donghae ditengah pelukan mesra ini.
Aku terbelalak heran. Apa maksud semua ini? Donghae bercanda atau apa?
“Aku tidak mengerti… kenapa bisa?” tnyaku heran.
“Aku tahu semua aktivitasmu, Jessica. Dan, Karena aku tahu kau menjaga perpustakaan tiap pulang sekolah, kuputuskan selalu datang di perpustakaan. Ya, hanya untuk melihatmu,” jelas Donghae melepaskan pelukan kami.
“Tapi, aku benci diriku sendiri. Aku tidak berani ngobrol atau menyapamu. Yang kubisa hanya memandangimu… Itu benar aku selalu memperhatikanmu. Dan, Aku senang saat kau bilang kau iri pada gadis yang selalu kuperhatikan. Itu menandakan bahwa kau tidak meremehkan sikapku yang hanya bisa memantau dari kejauhan,” sambung Donghae lagi dan tersenyum.
Kugeleng2kan kepalaku.
“Aku tidak mengerti! Tapi, bukankah yang kau sukai itu Taeyeon?”
“Taeyeon? Siapa dia?”
“Anak klub tenis… yang selalu kau perhatikan dari jendela…”
“Klub tenis? Aku benci tenis! Siapa juga Taeyeon? Gak kenal tuh…”
“Lalu, yang selama ini kau pandangi?”
“Hmm… jelas saja kau salah paham…” donghae menarikku dengan cepat ke perpustakaan.
****
Donghae menarikku ke bangku yang biasa ia duduki di samping jendela.
“Duduk disini….” Pinta Donghae.
Lalu Donghae pergi menjauh dan duduk di bangku yang biasa kududuki.
“Katakan padaku, apa yang kau lihat dari jendela itu…” suruh Donghae cepat dan mataku langsung tertuju pada jendela dihadapanku.
Tiba2, Aku tersenyum. Aku tidak menyangka… Jadi, ini dia yang selama ini Donghae perhatikan. Ini yang membuat Donghae lebih nyaman menatap jendela daripada buku dihadapannya? Sekarang aku mengerti. Kita sama Donghae^^ Aku juga hanya bisa menatap dari kejauhan. Ternyata cinta kita tidak bertepuk sebelah tangan. Dan aku bahagia saat menyadari pada kenyataan bahwa aku mencintaimu.
-=-=-=-=-=-=-=-


Source :  http://leesungminworld.wordpress.com/2011/04/24/fanfiction-one-side-of-love-one-shoot/

FF NC Yaoi : “Because Of Love” [one shoot]



Kyumin

Author :
Nam Go Hyun
Cast :
- Cho Kyuhyun
- Lee Sungmin
- Zhoumi
- Choi Siwon
and other SJM member
Genre :
Yaoi, Yadong, NC-17, Romance^^

Ringkasan :
Cinta sejati antara Kyuhyun dan Sungmin. Juga perjuangan Kyuhyun yang diwarnai sedih dan senang.
* * *
Aku cinta padanya. Aku tau ini terdengar aneh. Tapi, perasaan ini beda….

[Kyuhyun POV]

“Kemana pria bodoh itu!” gumam Eunhyuk seperti cacing kepanasan.
“Padahal, kita mau latihan… tapi, si tertua malah lama banget datangnya,” sambung Donghae tidak kalah nyaring.
Aku hanya geleng2 melihat mereka. Tidak ada yang bisa kulakukan selain cuek. Mereka benar2 ribut. Aku tidak mengerti jalan pikiran mereka. Padahal, aslinya mreka juga sering terlambat, tapi si tertua tidak pernah protes -.-
“Hosh… hosh… maaf telat!” suara si tertua terdengar di telingaku. Spontan aku menoleh dan tentu saja lega melihat wajahnya. Wajah yg membuat hatiku berdetak kencang. Um~ perasaan apakah ini? #plak

“Sungminnie! Dari mana saja kau!? Kita akan latihan untuk album SJM Repackage kan? Kenapa kau telat?” tegur Ryeowook polos.
“Ah, maaf~ aku ada keperluan mendadak dengan member DBSK. Lagian, kenapa kalian ga mulai aja dluan? bagianku menyanyi kan sedikit…” gumam Sungmin heran.
“Anak itu tidak mau latihan klau kau tidak ada…” jwab Zhoumi seadanya sambil menunjukku.
Aigo~ kenapa Zhoumi hyung jujur banget~ Ketahuan deh -.-
“Aku tidak bilang begitu…” jwabku menutupi rasa maluku.
Sungmin tersenyum penuh arti dan meletakkan jaketnya.
“Kalau begitu ayo latihan~” ajak Ryeowook lagi dan berlari ke practice room SJM.
****
Aku merebahkan badanku di lantai. Sungguh lelah menyanyi dan nge-dance itu. Ototku kaku seakan2 aku terbang melayang. Tapi, wajahnya selalu membuatku tersenyum. Ya, wajah yg baby face itu. Seakan2 aku orang paling beruntung yg pernah mengenalnya.
“Kyuhyun, udh makan?” tnya Sungmin lembut ditelingaku.
Aku langsung salting dibuatnya! Astaga. Hebatnya.
“Sudah,” jawabku mulai dingin. Karena aku tidak ingin terlihat aneh didepannya. Aku ingin menyembunyikan perasaan ini sampai dihari yg tepat aku mengatakan yg sebenarnya. “Oh, aku mau keluar dengan Siwon dan Ryeowook. Kami akan makan di restoran cina, favoritnya Henry. Kau benar tidak mau ikut?” ajak Sungmin lagi. Sebenarnya aku ingin ikut… tapi, aku tidak mau makin gila karena wajahnya yg semakin imut jika sedang makan T_T Ottoke??
“Aku akan bersama Kyuhyun dsini!” pekik Zhoumi tiba2.
Aku mendongkak heran. Zhoumi hanya tersenyum manis padaku dan… aku merasa lega ada yg menemaniku.
“Baiklah… aku duluan. Kalian jaga diri… ayo Siwon-ah!” pamit Sungmin dan bergegas keluar.
Akhirnya dia pergi. Walaupun aku kecewa, tapi ini semua salahku, karena aku sok tidak peduli padanya. Huh~ sudahlah.
“aku tau kau belum makan. Ayo kita ke warung langgananku!” ajak Zhoumi hyung tersenyum.
Aku mengangguk cepat dan tersenyum lebar. Ternyata, Ada juga yang mengertiku.
****
[backsound : Super Junior M - Love is Sweet]
“Enak banget! Makanan apaan nih??” tnyaku takjub.
“Itu ekornya kuda laut,” jwab Zhoumi santai.
“MWO!!?? Uhueeekk!!!” aku luar biasa terkejut.
“Hahaha~ kmu kenapa Kyuhyun-ah??? Kkk~” Zhoumi nepuk2 pundakku. Tak kusangka dia benar2 perhatian denganku.
“Lagian makanan seperti ini udah seperti camilan sehari2 di cina, tepatnya di Beijing. Kami juga biasanya makan kulit ular, cumi-cumi, dan banyak lagi,” sambung Zhoumi dengan wajahnya yg innoncent.
“Lebih baik kau diam atau aku akan muntah lagi!” tegurku dingin. Perutku mulai tidak enak jika diceritakan seprti itu.
“Haha! Kupikir kau orang yg suka makanan ekstrim. Ya sudahlah~ makan nasi goreng Beijing saja lhaa~” tawar Zhoumi sambil mengacak2 rambut kriwilku.
Aku hanya mengangguk meng-iya-kan. Perutku masih tidak enak.
****
Akhirnya kami sampai di apertemen kami. Tidak terasa besok lusa akan pulang ke korea. Ternyata rekaman itu tidak terasa berlalu cepat.
“Kyuhyun…” panggil sebuah suara yg membuatku dag-dig-dug. (kyuhyun, alay loe -_-)
“Sungmin hyung! Ah, belum tidur?” tnyaku sambil tersenyum kecil.
“Belum. Ah, iya~ apa kau sudah makan? Tadi aku membelikanmu nasi goreng. Habisnya, tadi kau tidak pergi makan bersama kami,” jelas Sungmin sambil memberikanku plastic putih yg berisi nasi goreng. Iya. Aku sudah makan.
“Mianhae. Aku sudah makan tadi,” jwabku seadanya sambil meletakkan makanan pemberian sungmin di atas meja.
Sungmin terlihat sedih. Aku tau itu. Mianhae~
“Oh…” responnya singkat.
“Hyung! Kumohon jangan marah~~ aku akan memakannya besok pagi. Kita berdua yang makan! Gimana?” tnyaku berbinar2. Aku tidak ingin hyung favoritku ini sedih.
“Tidak usah dipaksakan. Biar aku berikan pada Shindong saja…” ujarnya lemas.
“Hyung!” pekikku emosi.
Sungmin menatapku heran.
“Jongmal Mianhae. Aku bukan magnae yg baik,” gumamku tiba2. Aish~ kenapa juga aku mengatakan hal bodoh seperti itu -_-
“Gwaenchana. Semua orng pasti pernah melakukan kesalahan. Lebih baik kau tidur sekarang. Annyeonghi jumuseyo,” pamit Sungmin dan masuk kekamarnya.
Aku tertunduk lemas. Kenapa dia terlihat kecewa sekali? Apa aku benar2 bukan magnae yg baik?
“Dia cemburu,” tegur suara yg terdengar gentle ditelingaku.
“Hah? Zhoumi hyung??” pekikku heran.
“Apa maksudmu?” sambungku lagi.
“Dia melihat kita makan berdua di restoran cina tadi siang. Aku rasa karena itu,” kata Zhoumi pelan.
“Ah? Maksud hyung??” tnyaku lagi semakin heran.
“Dia sayang padamu, Kyuhyun-ah…” jelas Zhoumi membuatku terbelalak kaget.
Itu tidak mungkin. Mana mungkin Sungmin punya perasaan yg sama denganku.
“Ba-bagaimana bisa?” tnyaku pada diriku sendiri.
“Tentu bisa,” jwab Zhoumi cepat.
“Aku tau kau juga sayang padanya. Lebih baik kau jelaskan sekarang, atau semua perasaanmu hanya sia-sia padanya,” sambung Zhoumi yang sudah memegang bahu-ku, seakan2 memberikanku kekuatan untuk semua ini.
“Hyung…” aku bergumam pelan.
“Terimakasih! Terima kasih sudah mengertiku selama ini! Tidak akan kulupakan jasa2mu ini!” kataku berbungkuk berkali2.
Zhoumi terkekeh pelan dan mengacak2 rambutku lagi.
“Magnae Babo~ cepat susul dia! Akan kudoakan dari sini, huwehehe~” jawab Zhoumi sambil tertawa evil. Tunggu dulu~ evil itu kan style-ku? -_-
“Arasseo! Hyung, you’re the best!!! Wish me luck!” kataku sok inggris.
“Okay! Good luck, Marcus Cho!” balas Zhoumi sebelum aku memasuki kamar Sungmin.
*****
[backsound : I Knew I Love You – Kyuhyun feat. Sungmin]
KREK…
Kubuka pintu kamar Sungmin. Dia tidur menghadap jendela. Tentu aku hanya bisa melihat punggungnya. Apa dia sudah tidur?
“Sungminnie…” sapaku dan berjalan masuk kekamarnya.
“……..” Sungmin hanya diam.
“Kau sudah tidur?”
“belum.”
Ternyata dia masih hidup(?).
“Hyung… ada yang ingin kau ceritakan padaku?” tnyaku yang terdengar aneh sambil duduk disampingnya.
Sungmin mengubah posisi tidurnya menjadi kearahku. Dia berbaring manis sedangkan aku menatap mata hitamnya menunggu jawaban.
“tidak ada,” jwabnya dingin.
Kemana mata yang membuatku hangat itu? Siapa yg membuatmu begini Sungmin hyung?
“Hyung, kau kenapa? Kenapa kau menjadi dingin padaku?” tnyaku menggoyang2kan(?) bahunya.
Sungmin bangun dan duduk menghadapku. Ditatapnya aku dengan tatapan… yang sepertinya tatapan membunuh(?).
“Aku… Aku tidak suka kau dengan Zhoumi!” pekiknya lucu. Apa maksudnya?
“Ah? Maksudmu?? Kau tidak denganku dan Zhoumi hyung? Kau tidak suka kami? Memangnya kami salah apa?” tnyaku lagi semakin heran.
Sungmin menggigit bibir bawahnya, yang membuatnya terlihat sexy.
“Aku tidak suka kau bersama dengan Zhoumi! Jalan berdua atau apalah itu…” jelas Sungmin yg membuatku semakin heran.
“…aku hanya ingin kau bersamaku,” sambungnya yang membuatku terpanah. Benarkah Sungmin juga suka denganku??
“Hyung… apa itu artinya… kau suka denganku?” tnyaku tidak percaya.
“aku tidak bilang begitu…” jawabnya yang sama judesnya dengan sebelumnya.
Ah~ dasar hyung manja.
“Tapi, matamu mengatakan begitu, hyung~”
“memangnya mata bisa bicara? Babo~”
“aish~ maksudku bukan begitu…” aku mendorong sungmin sehingga ia kembali tertidur diranjangnya. Aku berada diatas Sungmin, menopang badanku dengan tangan kiriku, sedangkan tangan kananku membelai pipinya.
“Kyu-Kyuhyun… kau mau apa?” tnya Sungmin terlihat panic. Itu petanda bahwa kau menyukaiku, hyung.
“Kau benar tidak mau mengakuinya?” tnyaku menggoda kelinci imut ini.
“……” Sungmin menggeleng cepat.
“Lepaskan aku!!” Sungmin mendorongku sampai aku terhempas disebelahnya.
“Aku mau tidur. Selamat malam.” Kata Sungmin lagi dan langsung tidur membelakangiku.
“Baiklah… Selamat malam, Nae Sungmin,” jwabku cepat dan menutup mataku.
“Apa kau bilang??!?” tnya sungmin peka dengan kata2ku tadi. Tapi aku tidak menggubrisnya. Aku tetap berpura2 tidur dengan manisnya. Kurasakan tangan yang lembut membelai rambutku. Dan aku yakin itu tangan Sungmin.
“Kau tahu, Sebenarnya aku…” gumam Sungmin terputus. Aku tetap ber-akting tidur seakan menunggu kata2 keluar dari mulutnya.
“……” Sungmin tidak melanjutkan kata2nya dan malah tidur. Aku menjadi kesal dengannya yg bersikap aneh. Ya sudahlah~ kita lihat akan bertahan sampai kapan Sungmin menyembunyikan perasaannya. Khekehekehekehkehee~ (dasar evil :P )
*****
“Selamat pagi, sayangku~~” sapa Eunhyuk pada Donghae yg sedang asyik makan.
“Aisshh~ menjauh dariku, monyet aneh!” kesal donghae dan menjauhi eunhyuk.
“aish~ Chagiyaaaa~” panggil Eunhyuk manja pada Donghae dan terus mengikutinya.
“BERHENTI MENGIKUTIKU!!!” bentak Donghae mulai emosi.
aku hanya menggeleng2 memaklumi hyungdeul aneh itu. Tiba2 Sungmin datang dari kamarnya. Aku tahu, dia baru bangun. Sungmin menatapku lekat. Aku langsung tersenyum manis padanya dan kalian tahu apa? Dia langsung salting dan terlihat jelas pipi yang merona merah itu. Keke~ mau bertahan sampai kapan kau, nae Sungmin?
“Pagi, Sungmin~ sudah makan?” tnya Siwon yang asyik duduk2 di meja makan.
“uhm… belum. Ada makanan apa pagi ini?” tnya Sungmin manis dan langsung duduk disamping Siwon. Aku hanya menatap mereka dari ruang tamu.
“Hari ini Ryeowook masak mie ala Chef Wookie. Enak lho! Coba rasain dlu~” kata Siwon dan menyuapi Sungmin mie itu dengan sumpitnya. Bukan sembarangan sumpit, tapi sumpit bekas mulut Siwon!
“Hm~enak~” kata Sungmin tersenyum sangat manis. Senyuman itu… hanya aku yang boleh melihatnya! Dan sekarang, Siwon malah mengelap2 bibir Sungmin dengan lembut. Itu… hanya aku yang boleh begitu!!!
BRAK..!!
Kubanting piring yang belum habis kumakan dimeja ruang tamu. Spontan semua member melihat kearahku. Bahkan EunHae yang asyik bertengkar ria tadi. Aku tidak peduli lagi. Sungmin, kau keterlaluan! Aku berjalan masuk kekamar tanpa menghiraukan panggilan2 hyung2ku dan juga si little Henry.
*****
“Keterlaluan!!” pekikku jengkel sambil menekan2 keyboard laptopku sekuat2nya.
“Babo! Babo! Babo!!!” aku terus menekan2nya dengan paksa.
“Ini… kenapa lagi kau tidak menyala!!! Hoi~ aku msih mau main!!! ARGHHH!!!” kubanting laptop itu dengan keras hingga terbelah menjadi dua. Kulihat keyboard itu benar2 rusak. Dan itu karena aku yang terlalu dilema dengan Sungmin.
“…..” aku tertunduk lemah. Kupeluk lututku sekuat2nya. Aku benar2 merasa seperti orang bodoh. Mana mungkin Sungmin menyukaiku. Mungkin saja dia hanya kesal karena aku tidak makan bersamanya. Tidak mungkin dia cemburu. Kenapa aku ini? Kenapa aku berharap tinggi sekali jika Sungmin membalas perasaanku? Dia itu masih normal. Aku tahu itu! Ya, aku yang aneh. Aku yang tidak normal. Aku bodoh.
“hikss…. Hiksss….” Tiba2 aku menangis. Hatiku benar2 sakit. Aku tidak pernah seperti ini sebelumnya. Ya Tuhan~ Perasaan apa ini?
“Sudahlah…” Zhoumi datang dan memelukku. Pelukan ini… hangat sekali.
“Hyung…. Hiksss… aku bodoh~~ naneun jongmal babo namja….” Aku menangis keras di bahu Zhoumi. Zhoumi mengusap2 kepalaku agar aku tenang. Aku memang sudah tenang seperti ini, tapi hatiku masih sakit.
“Sudahlah… Kau harus bersabar Kyuhyun-ah, jangan seperti anak kecil… Yakinlah! Suatu saat nanti, dia akan membalas perasaanmu. Jangan begini. Lihat apa yang kau lakukan pada laptopmu sendiri… apa kau ingin melakukan itu juga padanya? Tolong kontrol sikapmu. Kau tidak mau dia kecewa lagi kan?” jelas Zhoumi panjang lebar dan tersenyum padaku.
Aku mengusap air mataku dan berbalik memeluk Zhoumi.
“Hyung~ gomawo… kau benar2 memberiku semangat baru… hikss….” Kataku yang masih menangis terharu.
“Lho, kok nangis lagi? Haha~ ternyata seorang evil magnae bisa menangis. Uljima~ jangan begini terus, hehe~” Zhoumi tertawa kecil dan menepuk2 punggungku. Aku nyaman bersamamu, Zhoumi hyung. Tapi, hatiku tetap untuk sungmin. Andaikan aku pernah punya perasaan padamu, tidak akan kusia-siakan kesempatan ini. Kau benar2 hyung yang baik. Aku beruntung pernah mengenalmu.
“Aku orang paling beruntung yang pernah mengenalmu, hyung~ gomawoyo~” aku semakin mempererat pelukan kami. Sepertinya Zhoumi mengerti, ia juga memelukku semakin dalam. Ya, begini saja terus. Aku sangat nyaman.
*****
Aku memakai handukku dan keluar dari kamar mandi. Kulihat Sungmin sudah ada dikamar dan duduk2 sambil memainkan hp-nya. Kali ini akan ku kontrol  sikapku. Aku tidak akan membuat Sungmin menjauh padaku lagi. Zhoumi, doakan aku!
“Hyung, kau mau mandi?” tnyaku sok asik(?).
“Tidak.” Jwab Sungmin dingin.
Aku mengangguk mengerti dan dengan cepat memakai bajuku. Ini adalah hari terakhir kami di Taiwan. Dan aku ingin ini menjadi hari tak terlupakan untukku dan juga nae sungmin ini.
“Hyung…” panggilku manja dan duduk disampingnya.
“apa?” tnyanya cepat dan masih memainkan iPhone putih itu.
“apa kau marah padaku?” tnyaku to the point.
“Tidak.” Jwabnya cepat dan sekarang beralih membaca Novel besar dari J.K Rowling (bener gak tuh?)
aku menggaruk2 kepalaku yang tidak gatal. Ya, setidaknya dia bilang tidak. Walaupun aku tahu, sikapnya masih judes, dan itu tandanya dia masih marah -_-
“Oh, ya~ kenapa kau hancurkan laptopmu?” tnyanya pelan dan menatapku heran.
Aku terkejut! Omo~ dia mengajakku bicara. Dia juga menatapku sekarang. Apa benar dia sudah tidak marah lagi padaku? Baiklah. Sepertinya doa Zhoumi manjur. Kalau sudah begini, apa boleh buat? Harus kumanfaatkan sebaik2nya.
“Itu karena aku emosi,” jwabku tidak menatap wajah polosnya.
Sungmin duduk menghadapku dan menatapku heran.
“marah karena…?” sungmin menggantungkan kalimatnya berharap aku menjawabnya.
“karena…” aku menatapnya dalam.
“Karena kau, hyung~” jwabku seadanya.
Sungmin memiringkan kepalanya semakin heran. Dia benar2 manis, kuakui itu.
“Baiklah~ aku tidak mengerti ini. Aku salah apa padamu?” tnyanya heran.
“aku marah padamu karena kau membuatku jatuh cinta padamu,” jelasku cepat. Sungmin terlihat semakin heran dan wajahnya semakin lucu. Ah~ aku suka menggodanya seperti ini.
“Aku… suka padamu, Sungmin” sambungku langsung.
Sungmin belum merespon. Dia terlihat shock dan menutupi mulutnya dengan tangan mulusnya itu.
“Okay, aku tahu kau menganggapku aneh kan? Ya, aku memang tidak normal sekarang. Dan itu karena kau, hyung~ aku begini karena kau! Terserah kau mau benci atau apa, tapi aku ingin kau tahu bahwa aku benar2 mencintaimu… bahkan ini lebih dari apapun…” aku menatapnya lekat lekat.
“……..” Sungmin menyandarkan kepalanya di bantal yg empuk itu. Dia terlihat berpikir keras berusaha menemukan maksud dari perkataanku tadi.
“Hyung!” tegurku karena dia kelamaan mikir -_-
“ah~ ya?” Sungmin terlihat bingung. Haha~ kenapa dia imut sekali T_T omo~ apa benar dia seorang pria? Kenapa dia manis sekali?
“Apa kau ingin mengatakan sesuatu?” tnyaku pelan. Sungmin hanya tersenyum sungging dan mengangguk.
“Apa menurutmu aneh, kalau aku juga… suka denganmu, Kyuhyunnie?” kata Sungmin langsung.
“MWO?? Aku tidak salah dengar???” heranku dibuat salting oleh namja manis ini.
Sungmin hanya mengangguk manis. Dia benar2 membuatku gemas.
“Jelaskan bagaimana maksudnya? Jangan membuatku gila, hyung!” pintaku tidak sabaran. Sungmin hanya tersenyum… semakin manis dan membuatku terbuai gila(?).
“Aku…” Sungmin menunjuk dadanya.
“Suka…” membentuk hati dengan jari-jemarinya.
“padamu…” dan sekarang menunjuk dadaku.
“HYUNG!!!!!” pekikku terharu dan langsung memeluknya. Aku benar2 bahagia. Tidak kusangka mlm ini benar2 menjadi malam tak terlupakan dalam hidupku.
“Hyung~ kenapa kau sangat romantisssss mlm ini?” tnyaku mencubit2 pipinya yg putih mulus itu.
“Ah! Jangan lebay dirimu, Kyuhyunnie~ kkk~” Sungmin mengelus2 pipiku. Kami saling bertatapan. Senyuman Sungmin semakin pudar. Ya. Karena aku telah mencium bibir Sungmin dengan bibir sexy-ku. Sungmin masih diam. Aku tahu ini terlihat aneh, tapi aku tidak peduli. Aku benar2 mencintai Sungmin.
“Saranghae~” bisikku ditelinga Sungmin saat kulepaskan ciuman singkat itu.
“Nado Saranghaeyo~” balas Sungmin dan memelukku erat. Aku sangat bahagia. Terima kasih Zhoumi, kau adalah penolongku.
*****
Matahari bersinar sangat terang. Sinarnya membuatku bisa melihat wajah manis Nae Sungmin yg tertidur pulas. Ah~ aku merasa tadi malam itu hanya mimpi.
“hmm~” kupeluk Sungmin erat2 dan kutenggelamkan kepalaku didadanya. Menghirup aroma parfum khas seorang Lee Sungmin.
“……” Sungmin membuka matanya. Menatapku yang juga sedang menatapnya.
“Waeyo?” tnya Sungmin heran sambil mengelus2 punggungku.
“Hyung… apa semalam itu mimpi?” tnyaku memastikan.
Sungmin hanya tersenyum manis dan mencium keningku.
“Annia…” jwabnya langsung.
Aku semakin bahagia dan kupererat pelukan kami. Sekarang Sungmin yang berada didalam pelukanku. Ini benar2 membuatku senang.
“Kau tahu, hyung~ aku sangat sangat sangat mencintaimu…” kataku sambil mencium kening dan bibirnya.
“Ne, aku tahu itu~” balas Sungmin pelan sambil mengelus2 pipiku.
Kami saling bertatapan. Aku semakin mendekatkan wajahku dan mencium lembut bibir kelincinya. Sungmin menutup matanya dan menikmati ciuman kami. Aku semakin tergoda dengan pria manis ini, ku belai rambut hitamnya dan kuelus2 punggungnya.
“hmmmh…” Sungmin mendesah kecil.
Aku semakin terbuai dengan desahan sexy-nya.
“Oh~ nae Sungmin…” desahku manja.
“Mwo?” tnya Sungmin menatapku heran.
“Sex me up!” tegasku dan langsung menghisap leher putih itu.
“Ahhh…ahhhh…. Kyuhyun-ah!!!” Sungmin mendesah keras.
Aku terus menciumi leher putihnya. Aku juga mulai mulai nakal mengelus2 juniornya. Aku tau ini aneh, tapi kalau sudah cinta mau bilang apa? Lol.
“Kyuhyunah,…. Kau dasar … ah… evil magnae…. Haahhh…” desahan sexy keluar lagi dari bibir kelinci itu.
“hmmhmm….” Aku langsung melumat bibir yang membuatku kejung itu. Dasar babo hyung~ apa dia tidak tahu bahwa dia selalu membuatku gila.
“Hyung… ahh… aku tidak tahan…” ucapku sok sexy sambil berusaha membuka celana Sungmin.
“Just do what your heart said… I’m with ya~” jawab Sungmin yg terdengar sangat OMG ditelingaku.
Karena sudah mendapatkan lampu hijau, aku langsung saja membuka celana jeans itu. Sungmin hanya menggigit2 bibir bawahnya, itu membuatku semakin terangsang(?).
“Ahhhhh! Ahhhh… Kyu…. Ahhhh~” Sungmin mendesah saat kuciumi junior yg menegang itu.
“Kyuuu…. Waaaaahhhh~ tekan itu….. eyahhhh….. oooooohhhh….” Desahan Sungmin benar2 membuat juniorku sendiri bangun.
Aku terus2an menciumi junior Sungmin. Kukocok keatas, kebawah, Sungmin semakin mendesah keras. Dia juga menjambak rambutku keras. Kadang aku kesakitan, tapi biarlah aku yang menyiksanya sekarang.
“aaaaahhhhh….. Ahhhhh….” Sungmin masih mendesah nikmat.
Sekarang Sungmin mendorong kepalaku hingga aku berhasil melumat habis juniornya. Mulutku terasa penuh. Jika sudah begini mau gimana lagi?
“Ahhhhh! AhhhhH! Kyuhyun-ah!!!!! Lebih kuat…. Oooohh yeaaahhh~~” sungmin mendesah semakin nikmat.
Kuhisap sekuat tenagaku. Tidak lupa, jemari-jemariku juga bermain di twinsball Sungmin, membuat baby face satu ini mengerang tidak jelas.
“Ahhhh Ahhhh…. Kyuhyun aku da…. Datang….. ahhhh….”
CROT.
Cairan Sungmin kutelan dengan cepat dan habis. Sungmin masih mengatur nafasnya sedangkan aku masih meremas2 juniornya yang terus kejung(?).
“Kyuhyun, kau benar2 nakal…” gumam Sungmin lalu menarik leherku dan melumat bibirku.
Kami berciuman lagi. Sungmin menghisap sisa cairannya sendiri dari mulutku. Ya, memang cairan itu masih membekas di lidahku.
“ngghhhh….” Sungmin membuka celanaku.
“Hyung…kau bernafsu ju-“ belum selesai dengan kata2ku, Sungmin sudah menciumku lagi.
Kali ini sungmin menciumku sambil melepas celanaku. Dia lebih agresif dari yang kupikirkan.
[Sungmin POV]
“Ahhhh…” Kyuhyun mendesah kecil. Ya, itu karena tanganku yg mulai aktif meremas junior besarnya yang sudah bangun daritadi.
“Hyuungg… ahhhh….” Kyuhyun mendesah lagi. Tanpa basa-basi langsung kulumat junior milik Kyuhyun. Ah~ nikmat rasanya.
“Hyung… ahhh~ yeessss…. Hisap lagi… ahhhh” pinta Kyuhyun yang masih terlihat frustasi dan meremas kain seprei. Aku semakin gila dengan kelakuan magnae kecil ini.
Kuelus2 selangkangan Kyuhyun dan menghisap kuat juniornya.
“Hwaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!” pekik Kyuhyun yang semakin gila.
Aku mengocok2 junior Kyuhyun dan menggigit kecil ujung2nya. Kulihat Kyuhyun malah menutup wajahnya dengan bantal kepalanya sendiri. Desahannya tertutup bantal -_-
“Ya! Dengarkan aku desahanmu yang sexy!” teriakku emosi karena tidak bisa mendengar satu suara pun dari Kyuhyun. Aku merangkak mendekati Kyuhyun.
“Hehhee….” Dia malah nyengir dan memelukku.
“Hey! Hey! Pekerjaanku belum selesai, babo!” tegurku lagi berusaha melepaskan pelukan hangat ini.
“Aku ingin melakukannya lagi…” kata Kyuhyun dan meremas juniorku lagi.
“hhhahh…. Aku be…. Belum selesaii….. aahhhhh…” sial. Aku mengerang nikmat, padahal junior Kyuhyun belum klimaks sama sekali.
“ahhhh ahhhh…..” Kyuhyun melumat juniorku hingga habis tertelan bibir sexy-nya.
CROT.
cairanku keluar lagi. Sial!
“Kau curang!” sambungku emosi dan memukul2 dada bidang Kyuhyun yg kurus itu.
“Ahahaa!” dia hanya tertawa gaje. Dan sekarang dia berbaring di tempat tidur dan membuka lebar kedua kakinya sambil melipat tangannya dibawah kepalanya.
“Sex me up!” gumam Kyuhyun pelan.
Mataku langsung berbinar2 dan kulumat habis junior itu. Kyuhyun kembali mendesah dan mendesah. Ahh~ aku suka suara sexy Kyuhyun yg terus2an mendesah meminta lebih.
“Terusss…. Ah…. Lebih dalam hyunggg…. Aaaahhhh….” Kyuhyun menutup matanya, mungkin saking bergairahnya diriku. Hehe~ #plak
“hyuunngg…. Aku datanggg…. Aahhhhh….”
CROT.
Aku tersenyum senang. Cairan Kyuhyun kutelan habis dimulutku. Tidak kubiarkan setetes pun jatuh di kasur putih ini.
“mmhmm….” Aku masih menjilati junior Kyuhyun.
“Ahhh… Hyung… sudahlah… sekarang aku lagi…” pinta Kyuhyun dan mulai berdiri.
Kyuhyun berdiri membelakangiku dan memegang pinggulku. Omo~ dia ingin melakukannya sekarang?
“Kau siap, Chagiya?” tnya Kyuhyun yang sudah menggesek2kan juniornya ke lubang belakangku.
“Ahhh… ahhhh…..” Aku hanya mendesah.
“hehe~ aku anggap itu artinya iya,” tanpa aba-aba dariku, Kyuhyun langsung memasukan juniornya kedalam lubangku. Sumpah! Itu sakit!
“Arrrggghhhhh!!!!!! Kyuhyun-aaaaahhhh!!!!!!!!” aku mengerang kesakitan.
Kyuhyun menciumi punggung dan telingaku berganti2an, hanya supaya aku merasa tenang. Ini benar2 sakit dari perkiraanku sebelumnya.
[Author POV]
“……..” Sungmin diam menutup wajahnya yang menahan sakit luar biasa.
Kyuhyun yang melihat itu mulai ‘ngeh’ bahwa kekasihnya merasakan sakit yg mendalam. Kyuhyun melepas juniornya perlahan dan mendekati sang pinky boy.
“Sungmin… neo gwaenchana?” tnya Kyuhyun mulai prihatin.
Sungmin tidak menjawab. Wajahnya basah. Dia menangis.
“Aigooooo….” Kyuhyun terkejut dengan reaksi Sungmin yg tidak terduga. Kyuhyun pun memeluk Sungmin dan menyelimuti tubuh polos mereka dengan selimut. Ternyata, Sungmin begitu kesakitan sehingga menangis.
“hiksss…. Itu sakit Kyuhyunnie…” Sungmin merengek kecil di dada Kyuhyun.
“Cup… Cupp… mianhae…” gumam Kyuhyun dan mengecup bibir Sungmin cepat.
Tangisan Sungmin semakin reda. Kyuhyun kembali mempererat pelukan mereka dan membelai pipi mulus Sungmin. Sehingga Sungmin tertidur dipelukan hangat Kyuhyun.
“Mianhae… kkkk~” gumam Kyuhyun dan tidur bersama Sungmin.
*****
[backsound: True Love – Super Junior M]
Esok paginya, semua member SJM bersiap2 untuk pulang ke korea. Sungmin terlihat mengangkat beban berat dan tiba-tiba Siwon lewat.
“Perlu bantuan?” tnya Siwon.
“Ah, boleh,” jwab Sungmin cepat.
Dengan sigap Siwon mengangkat koper berat itu. Kyuhyun yg melihat dari kejauhan mulai menghampiri Sungmin.
“Jika kau berani selingkuh, aku akan bersikap lebih kasar dari semalam!” ancam Kyuhyun berbisik dan meninggalkan Sungmin yang membatu.
“Dasar Evil Magnae…” gumam Sungmin tersenyum kecil.
Kyuhyun juga tersenyum dari kejauhan. Bahkan, Kyuhyun sempat tertawa2 sendiri membayangkan apa yang dia dan Sungmin lakukan semalam. Itu benar2 malam yang tak terlupakan.
“Bagaimana semalam? Sukses?” tnya Zhoumi yang terlihat sibuk ngeberin uang-uang apertemen.
“ah, iya… sukses besar!” senang Kyuhyun duduk disamping Zhoumi.
“Eh … aku dengar kalian mendesah mantap di kamar. Jangan bilang kalau kalian…” belum sempat Zhoumi berbicara panjang lebar, Kyuhyun sudah menutup mulut Zhoumi dengan buah anggur.
“Ssssstt!! Jangan keras2 !! Nanti didengar yang lain gimana? Babo!” jengkel Kyuhyun yg sudah memerah karena malu.
“hahhaa!” Zhoumi terkekeh pelan dan mengacak2 rambut coklat Kyuhyun.
“Tenang. Sampai kapanpun, aku adalah pelindung dari KyuMin Couple! Ora Iso!?” ucap Zhoumi tersenyum manis.
“Hyung… yang bner itu Arasseo, bukan Ora Iso! Itu mah, bahasa jawa atuh hyung…” gumam Kyuhyun dengan logat Indonesia seadanya.
“Puahahaaa!!!” tawa Kyuhyun dan Zhoumi barengan.
*****
Akhirnya, SJM member-deul sampai di korea dengan selamat. Entah Siwon, Eunhyuk, Donghae, Henry, Zhoumi, Ryeowook, Sungmin, atau Kyuhyun, semuanya bergegas ke dorm untuk istirahat sepuas-puasnya.
“Aaaaaahhh….. CAPEK GILA~!” gumam Eunhyuk tiduran di sofa putih di ruang tamu.
“Sama hyung…” tambah Donghae cepat dan tidur disamping Eunhyuk.
“Aku masak makanan, ya? Siapa mau???” tnya Ryeowook bergegas ke dapur.
“Aku! Aku!!!! Aku!!” teriak Eunhyuk dan Donghae lalu menyusul Ryeowook di dapur.
Sementara tiga manusia itu sibuk sendiri, Siwon terlihat tenang dengan berdoa sambil baca al-kitab untuk berterima kasih pada Tuhan karena mereka bisa pulang dengan selamat. Henry terlihat update twitter lagi dengan kaos lamanya yang baru ia pake sepulang dorm(?). Kalo Zhoumi update t.sina.cn. Lha, what about KYUMIN ???
“nhmmmm…”
“ahhhh….
“nggghhhh…..”
“oooohhhh…. Ahhhh yessss”
“Suara apaan tuh?” tnya Henry yang baru ‘ngeh’ ada suara tidak-jelas dari kamar KyuMin.
Zhoumi hanya tersenyum dan bergumam kecil, “mereka mulai lagi,”
_END_

Fanfiction NC-15 ‘Anata No Koto Ga…’ Final

Fanfiction
Title       : Anata No Koto Ga…
Genre   : Romance
Ratting  : NC-15
Author  : Lisa Wulan Novianti
Cast       : Kamiyama Tomohiro (7west) x Yanagi Riisa (OC), Kotaki Nozomu (7West) x Hagiwara Reina (OC)
Disclaimer : anak 7WEST adalah anak 7WEST, Riisa oc punya ku dan Hagiwara Reina Oc pinjem dari Ucii
OTANJOUBI OMEDETOU NJOOOOMMMMMMMMMM~~~




Anata No Koto Ga….
Kami kembali kekelas, Reina mengambil sebuah kotak bentou. “Tabemasyou” ajaknya. Aku mengikutinya, menenteng sebuah roti dan sekotak susu yang ku beli di cafeteria sekolah.
Reina menari lenganku. “sekali-sekali mana di atap sekolah boleh kan calon ketua osis?” Tanya Reina, kaki jenjangnya sudah melangkah jauh menuju atap tangga atap sekolah. Aku ikut berlari mengejarnya. tak lama kami sampai disana, tempat paling tinggi dari suatu gedung sekolah, kebetulan kolam renang sekolah kami berada dilantai 4 gedung sekolah, 1 lantai dibawah. Pemandangan biru membentang, pepohonan yang terlihat lebih kecil dari atas sini juga tampak berbeda dari suasana makan siang yang biasanya.
Aku menarik dua buah bangku dan 1 meja, ku siapkan khusus untu Reina dan aku. Dia hanya tersenyum dan menatapku bekerja keras sedikit.
“Untung ada bangku yang sudah tidak terpakai, tapi sedikit kotor” Ucapku sembari mengeluarkan sapu tangan dan mengelap kursi serta meja yang akan kami tempati.
Kotak bentou itupun terbuka, wangi harum menyeruak keluar dari persembunyiannya, beberapa sayuran rebus, sosis, katsu ada disana, nasi yang ditaburi dengan wijen hitam membuat air liur ku keluar dengan sendirinya.
“Akan kah kau membaginya untukku? Aku tidak membawa bentou” Ucapku
Reina tertawa sembari memberiku sumpit. “Aku hanya membawa 1 pasang. Jadi kita makan bergantian”
Aku mulai mengambil sebuah karage, lalu ku masukkan kedalam mulutku. Sentuhan garing diluar dan lembut didalam itu begitu menguasai mulutku, “Umaaai. Kau yang membuatnya?” Tanya ku dengan mulut yang penuh dengan karage.
Reina mengangguk. “aaannn” Dia membuka mulutnya, aku mengerti maksudnya, aku mengambil sedikit sosis, kemudian dia memakannya.
“Oiya, kenapa nama mu dengan nama Riisa berbeda? Hagiwara dan Yanagi?” Tanyaku.
“Oh itu? Dulu, keluarga kami benar-benar bahagia, sampai Otoosan di PHK dari perusahaannya, lalu Okaasan bekerja sebagai penjaga bar, sejak saat itu Otoosan seperti orang gila, dia sering marah-marah lalu memukul kami tanpa sebab yang jelas. Karena Okaasan jarang ada dirumah, jadi Riisa Neechan yang mengerjakan semua pekerjaan rumah, hal itu juga yang sering membuatnya menjadi sasaran kemarahan Otoosan. Sampai suatu hari Otoosan benar-benar marah, dia membunuh Okaasan dengan menggunakan pisau dapur dihadapan mata Riisa Neechan, dan setelah itu Otoosan membunuh dirinya sendiri. Saat itu aku masih belum pulang dari kegiatan club, aku tidak tau apa-apa. Oleh sebab itu Riisa neechan menjadi begitu tertekan, 2 minggu setelah penutupan kasus kedua orang tua kami, kami di asuh oleh 2 keluarga yang berbeda tapi masih dalam 1 wilayah yang sama. Maka dari itu, nama depan kami berubah sesuai dengan keluarga yang mengadopsi kami”
Aku terdiam, penjelasan panjang itu membuat mata Reina basah, perlahan mata putih besar itu mulai memerah, dia mengalihkan pandangannya dari ku, menatap dengan kosong. Perlahan air matanya terjatuh. Menetes tak terkendali. Mungkin ini salahku yang membuat dia membuka kenangan yang sudah ditutupnya.
“Gomen ne” aku merengkuh tubuh gadis itu. Ku biarkan dia menangis dipekukkan ku, sebelumnya aku tidak pernah tau kalau pernah ada kejadian yang begitu tragis dala hidup Reina dan Riisa, melihat kedua orang tuanya mati dengan cara yang mengenaskan didepan mata itu suatu kejadian yang benat-benar tragis.
Reina masih menangis, membuat jas ku basah, tapi bagiku tidak apa-apa. perlahan tangisannya tak juga reda. Aku mengusap dengan lembut rambutnya. “Gomen na” Ucapku.
Reina mengangguk, tetapi masih tetap saja menangis.
“Ehem, Kau ini pria yang tidak gantel ya, membuat wanita menangis itu suatu hal yang tidak lucu tau” Reina melepaskan pelukkannya, aku menoleh kesana dan kemari, mencari asal suara tersebut.
“Kotaki Nozomu, mungkin akan menjatuhkan pamor mu jika aku mengatakan ini” Suara itu terdengar sangat mengejek, membuat aku naik pitan.
“Siapa kau? Keluarlah!” Ucapku menantangnya. Wajah Reina takut, dia berdiri tepat dibelakangku, berlindung.
“Ini aku. Kamiyama Tomohiro. Hahaha yang tadi itu hanya bercanda, kau serius sekali” Ucap Kamiyama senpai yang tiba-tiba menghampiriku dan Reina.
Lenganku mengeras, ingin sekali meninju wajah senpai yang tingginya hanya sepundakku itu. “bakayaro. Kalau kau berkata apa-apa tentang apa yang ku lakukan, maka aku akan mengatakan kalau kau pernah membawa seorang gadis menginap diapartemenmu. Deal?”
Kamiyama senpai terengah mendengar ucapanku. “bakayaro. Deal. Sedang apa kalian disini? Aku lapar nih. Roti ini nganggur, aku ambil ya” Kamiyama senpai menyambar roti yang ku bawa, lalu berlalu bagai angin menghilang dibalik pintu penghubung.
===========================================
Otak ku tak berhenti bekerja mencoba menyelesaikan masalah demi masalah, permasalahan yang sering dilontarkan berbagai murid, aku harus mencari solusinya, mencari jalan tengah antara guru dan murid agar mereka para murid dapat belajar dengan gembira dan guru pun dapat mengajar dengan senang. Aku membaca setiap peraturan, memahaminya dan mulai berpikir, sore ini aku dinobatkan menjadi ketua osis, dan kegiatan ini menyita sedikit waktu ku pada Reina, Reina memang menjadi wakilku, tapi bukan berarti dia sepenuhnya membantuku. Hari ini Reina akan berbelanja ke toko buku bersama teman-temannya, aku dimintanya untuk menemani, tapi apa daya tangan tak sampai. Aku harus membentuk kepengurusan dan hal lain sebagainya.
Untunglah Reina termasuk cewe yang pengertian, dia mengiyakan pekerjaanku. Merelakan berbelanja tanpa ditemani oleh kekasih hatinya.
Mulai ku tulisakan nama demi nama, para pengurus yang baru. Sampai tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 5.40 PM, aku terengah melihat jam digital yang ada diponselku. Dan terkejut melihat sebuah e-mail.
“Ada kedai es krim baru, untuk paket couple akan mendapat tambahan scoop dan topping. Mau coba?” begitu pesan singkat yang dikirim dari Reina, pesan yang dikirim setengah jam yang lalu. Dengan segera aku membalasnya.
“ya, tentu, aku yang traktir deh” begitu pesan terkirim aku menutup semua berkas yang ada dihadapanku, lalu membereskannya. Keadaan sekolah sudah sunyi, seperti tak ada nyawa yang hinggap di sekolah ini.
Aku berjalan, menuju lkuar sekolah selesai mengganti sepatuku, dengan lelah aku memijat sendiri pundak yang ku rasa sangat tegang setelah seharian belajar.
Langit tampak merah, matahari bersinar begitu indah memancarkan sinarnya yang memberikan kehangatan senja.
Dari posisiku sekarang sayup-sayup terdengar suara rintihan, aku mulai berjalan dengan cepat menuju sumber suara tersebut. ‘tak mungkin ada sadako kan?’ aku membatin. Lalu berlari menuju suara itu.
“Ara? Riisa? Aku menepuk pundak gadis itu, dia memang sadako, tapi sadako yang satu ini adalah calon bagian dari keluarga yang akan ku bina dengan Reina. “Sedang apa disini?”
“Reina mana?” Tanyanya. Untuk pertama kalinya suara itu terdengar lembut, walau wajahnya masih saja tertutup dengan poni panjangnya itu.
“Dia ketoko buku. Are? Kau menangis ya? Kenapa?” Tanya ku mengulik.
“Reina adalah adik yang sangat baik, dia selalu bisa ceria. Aku sedikit terharu membacanya surat darinya. Dia sangat manis. Semua orang menyukainya. Jika kau menyakiti Reina aku tak akan segan-segan membunuhmu”
Kalimat itu terdengar panjang dan mencekam bagiku, aku terdiam dan hanya bisa mengangguk dengan yakin sembari tersenyum miris.
“Aku hanya bercanda kok” dia tersenyum, aku melihat segaris senyuman tipis diwajahnya yang tak terlihat jelas itu.
“Ne, Rissa Neechan, kau tidak memakan cake buatan Reina, itu dia buat dengan susah payah loh”
“Aku.. aku ingin memberikannya pada seseorang. Tapi aku takut. Sangat takut” Ucapnya dengan tertatih. Wajahnya kini menunduk.
“Aku antar ya, kau punya nomer ponselnya? Mau ketemuan atau datangi rumahnya?”
“A. aku ingin ke apartemennya. Dekat dari sini, tapi.. aku tidak berani”
Aku menarik lengan Riisa dengan lembut membuat gadis itu tersontak. “Aku tau tujuanmu” Lengan Riisa menjadi dingin, sedikit basah karena berkeringat, wajahnya tertunduk, tangan kirinya memegang bungkusan cake itu.
Aku menatap gedung bertingkat banyak tersebut, apartemen Kamiyama senpai terletak dilantai 3, aku menaiki lift menuju rumahnya. Tak lama berjalan, kami beruda sampai didepan pintu rumahnya.
“Kesini kan?” Tanyaku meyakinkan.
Riisa hanya mengangguk dengan pelan. Aku memencet bel tersebut, lalu sang penghuninya keluar dengan tampang semeraut, baju kaos yang berantakan, celana pendek yang menunjukkan bulu kakinya yang begitu lebat bagai hutan.
“Ada apa hah? Cepat masuk aku ini sedang tidur tau” Dia masuk dan berjalan menuju sofa, lalu ambur diatas sofa tersebut. Matanya terpejam lagi. Aku membuka sepatuku dan menyuruh Riisa untuk membukanya juga.
“hey hey. Jangan tidur. Aku membawakan sesuatu untukmu” Ucapku membangunkannya.
“Apa? kalau kau membawakan aku sesuatu yang menyebalkan aku akan menunju mu” Mata Kamiyama senpai masih saja terpejam.
Gyyuuttt Gyyuuuttt
Aku menekan pipinya dengan jari telunjukku, “Okitte” Ucapku, tapi lelaki pemalas itu masih saja terdiam. Aku menoleh kearah Riisa, dia hanya berdiri tertunduk ditepi pintu yang sudah tertutup. Aku melambaikan tangan, memanggil dia untuk mendekat.
Setelah Reina menceritakan semuannya aku mengerti betul kenapa Riisa sampai menutup diri seperti itu. Sadako cantik itu memiliki jiwa yang indah didalamnya, hanya saja perlu penyesuaian yang tepat dengan dirinya.
“Okitte” Riisa berbisik ditelinga Kamiyama senpai. “Okitte” Ucapnya lagi. Suaranya tak terdengar, mungkin hanya terdengar sayup ditelinga Kamiyama senpai.
Kamiyama senpai menarik lengan tersebut, lalu menyentilnya dengan kasar. “Itaaaiii” Ucap Riisa. Mungkin dia sangka tangan tersebut adalah tanganku.
Riisa berjalan menjauh. Menuju dapur tak beberapa lama dia kembali dengan segelas air ditangannya. Tangannya menjulurkan gelas tersebut, tanpa sepatah katapun aku menyipratkan air tersebut kearah wajah senpai pemalas tersebut.
Dengan wajah malas dia bangkit, matanya kecilnya tak sepenuhnya terbuka, “Areeee? Kau bisa ada disini? Kalian? berdua? Kenapa?” Kamiyama senpai panik sejadi-jadinya melihat keberadaan ku dan Riisa.
“Sudah ku bilang kan kalau aku membawakan sesuatu untukmu”
Dia terdiam, lalu matanya menatap Riisa yang menunduk sembari menenteng cake tersebut.
“Untukmu” Ucapnya dan menjulurkan cake tersebut.
Tanpa ragu Kamiyama Senpai menerimanya, lalu membukanya. “Eh? Otanjoubi Omedetou? Ini bukan hari ulang tahunku”. Ucap Kamiyama ketika membuka cake tersebut.
“Hari ini Riisa berulang tahun, dan mendapatkan cake tersebut dari adiknya. entah mengapa dia ingin memberikan cake tersebut padamu”
Wajah Kamiyama bingung, dia menyuruh kami berdua untuk duduk. “Untuk apa memberikan ini padaku? Ini cake untukmu. Aku tak mau memakannya”
“A. aku mau mengucapkan terima kasih”
“Aaa souka. Jadi ini ucapan terimakasih karena aku telah menolongmu ya?” Dengan kepercayaan diri yang tinggi Kamiyama senpai membanggakan dirinya sendiri. Aku melirik tajam kearahnya dan dia membalas lirikanku dengan tatapan sok keren.
“Kalau begitu kita makan bertiga, oiya aku punya satu permintaan sebelum ini, boleh kah Riisa?”
Tubuh Riisa menjadi tegak, bibirnya bergerak “nani?” begitu yang diucapkan sadako cantik tersebut.
Kamiyama bangkit, membuka semua laci kecil yang ada di tepi meja, dan mengambil 2 buah jepitan berbentuk bunga dan pita. Kini dia berlutut dihadapan Riisa, aku tersenyum dengan bangga, akan menjadi saksi seorang Kamiyama senpai menyatakan cintanya pada gadis yang dia suka, dan bila hasilnya diterima kami akan menjadi sodara tentunya.
Kamiyama menatap wajah Riisa yang sama sekali tidak kelihatan. Tangannya mulai bergetak, menyibakkan rambut yang menutupinnya. Jepitan itu digunakan untuk menahan rambut poni Riisa yang panjang. “Aku tak ingin kau makan cake istimewa ini dengan rambut yang menutupi wajahmu, nanti rambutmu bisa mengenai creamnya lagi”
Kamiyama kembali ke posisinya, kini dia memotong cake tersebut dan mulai menaruhnya dalam piring. Harapan ku sia-sia, Kamiyama senpai tak menyatakan cintanya, dan kami tak akan jadi sodara. Hatiku serasa hancur saat itu.
Wajah manis yang kini terlihat jelas itu hanya tertunduk, datar, tanpa ada expresi apapun. Pipinya kemerahan, aku rasa dia malu, tapi tingkahnya sangat manis, aku jadi teringat pada Reina.
“Jepitan itu punya adikku,tapi kau bisa memilikinya. Anggap saja kenang-kenangan” Kamiyama senpai memberikan sepotong cake tersebut. Lalu dalam kehangatan semuannya tertawa, bahkan Riisa pun sesekali tersenyum, tersipu malu karena Kamiyama senpai keram menggodanya.
===========================================
#Kamiyama POV#
Ujian kelulusan hanya tinggal beberapa bulan lagi, para anggota osis mengajukan darma wisata, para murid kelas 3 pun menaggapinya dengan gembira, kami akan liburan selama 3 hari 3 malam, waktu yang cukup untuk menyegarkan pikiran dan tubuh yang sudah penat dengan berbagai ujian dan latihan soal persiapan menuju ujian masuk perguruan tinggi dan kelulusan.
Aku menoleh kebelakang. Mendapati Riisa dengan jepitan pita yang menahan sebagian poninya, terlihat manis kalau aku perhatikan wajahnya sedikit mirip dengan Reina, pacar Tower Kids. Gadis itu tertunduk, tak sadar kalau aku sedang memeprhatikannya. Tangannya sibuk dengan sumpit dan bekal yang dia bawa. Tingkahnya lucu dan sangat polos. Ada senyuman dibibirku yang mengembang, walau otakku berpikir mengapa bisa dizaman yang semodern ini ada anak perempuan yang tidak mengerti mode.
“Hoshii?” suara itu begitu nyaring terdengar, bibirnya bergerak dan tangannya menyodorkan bentou yang tadi dipegangnya.
Aku menggeleng. “Kau tau ya aku memandangi mu?” Tanyaku.
Dia hanya mengangguk. Lalu meneguk ocha yang dia bawa dari rumah. “Kau akan 1 kamar dengan siapa nanti?”
Aku mencerna dengan baik setiap kata-katanya. “Oh. Dengan Shigeoka Daiki kelas 3-1 dan Fujii Rusei kelas 3-2. Mereka sahabatku dari SD. Kau?”
Kepala Riisa menggeleng. “hitori de” ucapnya dengan pelan dan lirih.
=======================================================
“Baik, selama kita darma wisata, dimalam kedua kalian akan bebas menginap di kamar siapapun. Tapi ingat lelaki dengan lelaki dan perempuan dengan perempuan. Kalian bisa tidur hingga larut mala, tapi tidak boleh bergadang. Hanya itu peraturannya. Terimakasih”
Murasaki sensei menjelaskan peraturan malam darma wisata ini, walau terdengar konyol, tapi ini pasti akan menyenangkan, aku satu kamar dengan Shige dan Ryusei, tapi sepertinya mereka akan bermesraan ria dengan kekasihnya, jadi aku mungkin hanya akan menginjungi kamar Nozomu, karena kamar towerkids itulah yang paling mewah diantara kamar para murid.
Sebagian orang membubarkan dirinya dari hall besar ini, tapi sebagian murid berbincang-bincang dengan teman-teman mereka disini. Aku melangkahkan kaki, menuju sebuah kamar yang terletak paling ujung dari deretan, kamar nozomu dan kekasihnya, memang ada 2 kamar didalamnya, tapi kamar tersebut terhungung dengan sebuah onsen dibelakangnya. Onsen tertutup yang hanya bisa dinikmati oleh penghuni kamar tersebut.
“Nozomuuuuuuu~~ Nozomuuuuu” aku mengetuk pintu tersebut dengan malas, tak ada yang menjawab jadi aku memutuskan untuk masuk kedalamnya. Aku membuka pintu bernomer 200 itu kamar Nozomu, dia sudah memberitahukan ku sebelumnya.
Dikamarnya kosong, mungkin dia sedang membicarakan acara selanjutnya dengan para guru. Aku merebahkan diriku yang terasa lelah, lalu ku pasang headphone, dan memejamkan mata sejenak.
=====================================================================================
#Nozomu POV#
Mengatur kegiatan anak kelas 3 terus menerus membuat aku gila, mereka seperti anak yang brutal, susah sekali untuk diatur, tapi untunglah Reina membantuku, setiaknya dia memberiku semangat. Murasaki sensei telah selesai memberitau peraturan malam bebas ini, kami menyebutnya malam bebas karena semua murid peserta darma wisata ini akan bebas melakukan apapun yang mereka inginkan, asalkan masih dalam aturan yang wajar.
“otsukare, aku ingin segera kembali ke kamar dan tidur” Ucap Reina yang berdiri disebelahku, kepalanya tersandarkan dibahuku, para murid kelas 3 memang tau kalau kami pacaran, tapi tak satupun yang me memperdulikan hubungan kami, mereka terlalu asik dengan kegiatan mereka masing-masing.
“Nemasyou” Aku mengenggam lembut lengan Reina, dan kami berdua berjalan bersama menuju kamar. Sepanjang koridor penginapan ini, banyak sekali siswa siswi yang berbicara, tempat ini berubah menjadi koridor cinta disekolah. “Kakak mu dikamar 198 kan? Letaknya bersebelahan dengan kamar kita?”
Reina mengangguk, “tatta hitori de. Tak ada yang mau sekamar dengannya dan sepertinya dia juga tak mau sekamar dengan siapapun” Ucap Reina menjelaskan.
“Jyya~ Oyasuminasai” Reina mengecup pipiku dengan lembut, lalu melambaikan tangannya. Walau kamar kami sebelahan, rasanya malas untuk berpisah dengan gadis itu.
Aku membuka pintu kamar ku yang sengaja tak ku kunci. “BaKamiyama” Lelaki itu sudah melambung jauh kedunia mimpi, suara dengkuran lembutpun terdengar dari bibirnya yang tidak sexy.
“Nozomu-chan” aku mendengar suara Reina memanggilku dari luar kamar. Aku menyibakkan gorden yang menutupi kaca jendela tersebut.
“Sttttt. Jangan berisik, ada apa?” Tanya ku padanya.
“Aku ingin berendam, kau mau ikut?”
Aku melihat kaki jenjang Reina tidak terbungkus kaos kaki panjang, tubuhnya hanya terbalut oleh handuk berwarna putih.
Aku mengangguk, lalu kuambil handuk yang disediakan oleh pihak penginapan. “tapi jangan berisik, Kamiyama senpai ada disini” Ucapku mencoba menjelaskan situasi yang kita berudua hadapi.
Reina mengangguk, lalu mulai memasukkan kakinya kedalam kolam air panas tersebut. “Kimochi” Ucapnya ketika seluruh tubuhnya sudah benar-benar masuk kedalam air tersebut.
Handuk yang basah itu membuah ceplakan disetiap lekuk tubuhnya, Tubuh Reina semakin terlihat sexy. “Ikimasu~” aku ikut masuk dan duduk disebelahnya, Ichiko menyandarkan kepalanya di bahuku, aku mengusap dengan lembut rambut hitam gadis ini. “Aku punya pertanyaan untukmu”
“Heh? Apa?” Tanyanya sembari menatap ku dengan bingung.
“Kau tau? Kita sudah jadian sejak lama, kita juga sudah berciuman, tapi aku sama sekali tidak pernah mendengar kau bilang cinta padaku” Ucapku dengan bodoh.
Selama ini aku selalu berpikir kalau aku mencintai Reina, au sering sekali mengirim email padanya dengan kata-kata yang manis dan juga dengan kata-kata cinta, aku sering bilang kalau aku mencintainya, tetapi dia sama sekali tidak pernah bilang kalau dia mencintaiku, setiap aku memujinya dia hanya berkata ‘terimakasih’ hanya itu yang dia ucapkan, tak lebih dari sebuah kata ‘terimakasih’.
“Heh? Harus kah aku mengatakannya?” Tanyanya.
Keadaan memburuk, tatapan Reina tak seperti yabg biasanya, tak ada kehangatan lagi disana, hanya ada….
“Disini, perasaan cinta kepadamu tersimpan besar disini. Kau bisa merasakannnya? Detak jantungku yang berirama, sangat kuat dan kencang seperti cintaku kepadamu”
Aku terdiam, selama ini Reina sosok yang sangat manis bagiku, dia jarang sekali bersikap dewasa dalam perkataan, bahkan dama urusan osis sekalipun dia sering menjelaskan dengan gayanya yang seperti anak-anak.
“Anata no koto wa tottemo baka, shikasi anata no koto ga daisuki” senyuman itu mengembang ditengah uap yang menyebar disekitar kami. aroma terapi dari minyak yang sedikit dituangkan kedalam kola mini tercium semerbak dihidungku.
Tangan ini dengan sendirinya memeluk gadis itu, memeluk dengan dekapan yang penuh kasih sayang. “Hayaku Kissushiteyo”
Suara manis itu berbisik ditelingaku. Posisi kami saling berhadapan, bibir kami terpaut, ciuman ini sangat mesra, bibir lembutnya menyentuh bibirku, memberikan sensasi kelembutan yang berbeda dari yang sebelumya.
Tangan Ichiko memulai memainkan leherku, menaikan adrenalinku untuk sedikit melakukan permainan dengannya.
“Bolehkah?” Tanyaku padanya. Tanpa melepaskan pelukannya dia mengangguk dengan yakin. Memberikan isyarat perizinan kepadaku.
Ciuman ku terus turun ke lehernya, dia membiarkan lidahku juga bermain dengan lehernya yang putih mulus. Reina memeluk erat tubuhku, membuat posisinya semakin rapat dengan tubuhku.
“Sini biar aku bantu” Aku mengangkat tubuhnya, membiarkan gadis itu berada diatas pangkuanku, membuat tubuh kami benar-benar rapat tanpa jarak.
“Uhhhh.. ahhhh..” Desahan lembut itu mulai terdengar dari bibir kecil Reina. Adrenalin ku semakin meningkat. Dia meletakkan tanganku didadanya. Tanpa aku mengerti maksudnya. Aku membuka kaitan kecil handuk yang menghalangi tubuhnya itu. Dengan sekali sentuhan, sudah tidak ada lagi sehelai kainpun yang menutupi tubuhn Reina.
Reina mengigit bibir bawahnya, menahan rasa geli yang menggairahkan, sensasi dari gigian dan sapuan-sapuan kecil yang buat dengan lidah dileher dan dadanya.
Tangan Reina kini bermain dengan rambutku, menjenggut rambut ku dengan nakal dan lembut. Kini gadis manis itu memberikan sentuhan ciuman lembut ala wanita yang begitu manis dihelerku. Sesekali leherku dibuatnya memerah karena gigitan kecil yang dibuatnya.
“Ahhh” aku merasakan tangannya meremas junior ku. tanpa sadar handuk yang menutupi bagian bawah tubuhku sudah berada jauh dari posisi kami.
Dada Reina yang cukup besar membuat aku tak kuasa melihatnya, dengan segenap kekuatanku aku memasukkan mulutku kedalamnya, dengan lembut aku menghisap dada tersebut. “Uhh. Kotaki” Dia meremas dengan kencang juniorku membuah aku juga mengerang nikmat dibuatnya.
Aku mengisap dadanya lebih cepat dari sebelumnya, dengan sedikit permainan aku memilin bulatan kecil yang ada ditengahnya, lalu ku mainkan dengan lidahku. “Kotakii. Motto. Uuhh kimochi” Ichiko menarik lenganku lalu menuntun lenganku kearah daerah vnya.
Aku mengelus lebut bagian itu, membuat dia menggeliat dan terus berteriak dengan sexy. Perlahan aku memasukkan jariku, pertama 1 jari. Dia sedikit merasa kesakita, lalu 2 jari sekaligus.
“Ahhhh. Itaaiii” Aku memberikan ciuman lembut untuk menetralisir rasa sakit yang ku buat. Perlahan aku mulai mengeluar masukkan jariku kedalam lubang di vaginanya.
“Motto motto” Ucap Reina sambil terus memejamkan matanya, menikmati kenikmatan yang aku berikan.
Reina mulai mengocok junior ku, perlahan-lahan kemudian semakin cepat. Kami berdua saling merasakan kenikmatan yang diberikan oleh masing-masing dari kami.
“Motto, aku ingin keluar” Ucap Reina dengan cepat, tak lama aku merasakan cairan hangat berwarna putih mengalir keluar melalui tanganku. “Ahhh”
Reina menghela nafas yang berat, tangannya masih terus mengocok junior ku dengan cepat, sedangkan tubuhnya bersadar lelah didadaku.
“Ahhhhhh” Cairan itupun keluar begitu saja setelah beberapa menit gadis itu mengguncangnya dengan sangat lugas.
“Owatta. Arigatou na” Aku mengecup kening Reina dengan lembut, lalu kami berani berendam sambil saling memuaskan satu sama lain.
=====================================================================================
#Kamiyama POV#
Tubuhku menjadi begitu bersemangat setelah aku mendengar Chieri akan pindah ke Luar Jepang, sepertinya dia akan ikut bersama dengan papanya yang dia bilang keturunan belanda. Sekolah hari ini tak akan ada lagi suara berisik dan bentou yang rasanya uhhh seperti muntahan itu, sejujurnya aku tak pernah memakan bentounya, hanya saja dia selalu merengek agar aku menerima bentou buatannya.
“Heiii. BaKamiyama senpai. Sabtu ini aku akan pergi ke kedai es krim didekat sini, ada paket couple loh dapat tambahan scoop dan topping. Mau ikut?” Tower kids datang menghampiri aku yang sedang sendiri menyeruput sekotak susu dingin yang baru saja ku beli.
“Chieri sudah pergi, tidak ada yang bisa aku ajak bersama ku. pergilah sendiri” Ucapku dengan malas.
Wajah Nozomu tersenyum nakal “ada Riisa, ajak saja” Bisiknya dengan nakal jiga ditelingaku. Aku berpikir sejenak. Bisa saja tapi bagaimana mengajakknya, aku ini bukan lelaki yang mudah mengajak wanita, biasanya wanita yang mengajakku.
“Kenapa diam? Apa kau takut? Payah”
Ucapan Nozomu menyudutkanku. “Bakayaro. Tentu saja aku bisa” aku berbalik, meninggalkan dia yang masih berdiri tertegun disana.
Pikiran ku seketika menjadi kacau, dengan gengsi aku menerima ajakan nozomu tanpa memikirkan nasib ku sendiri. Sekujur tubuhku berkeringat, perlahan ku pastikan langkah untuk mendekatinya.
“Nani?” Tanyanya ketika aku sudah sampai disisinya, keringat disekujur tubuhku semakin menjadi.
Ku tarik nafas dengan panjang. “Sabtu ini aku ingin meneraktirmu makan es krim, kau mau kan?” aku terdiam, tak berani menatap wajahnya. Keringatku semakin mengucur dengan deras.
Anggukan pertanda ‘iya’ keluar dari kepala Riisa. “Okeh. Jam 10 disekolah ya. Mata ashita” Aku mengambil tasku dan segera meninggalkannya.
======================================
#Nozomu POV#
Aku menggandeng lengan Reina dengan lembut, dari kejauhan kami berdua dapat melihat sosok cantik Riisa, sadako cantik itu menggunakan dress selutut berwarna biru dengan lengan balon dan membawa tas kecil berwarna pink, dengan sepatu flkat berwarna putih dengan pita didepannya membuat tampilan gadis itu simple dan sangat menarik.
“Maaf kami lama ya Neechan” Reina berdiri dan tersenyum dengan manis menyapa kakaknya itu. Aku melihat Riisa hanya mengangguk mengiyakan permintaan maaf Reina.
Gadis itu kemudain bercaka-cakap membuat ku sedih harus menunggu sendiri. “BaKamiyama senpai mana ya?” Tanya ku pada kedua gadis manis tersebut.
Riisa menggeleng dan mengangkat bahunya. “Coba kau e-mail atau telepon” Saran Reina.
Aku membuka ponselku dan mencoba meneleponnya, tapi berkali kali aku meneleponnya aku sama sekali tidak mendapatkan jawaban yang ku tunggu-tunggu. Berulang kali aku mengirimnya e-mail tapi tak satu pun dijawab.
“Kalian pergi saja dulu. Aku akan menunggunya disini” Suara itu terdengar kencang dan yakin. Aku menatap Reina, Reina pun mengangguk.
“Okeh ini alamatnya, dekat dengan sini kok. Kami duluan ya” Ucap Reina dan menggandeng lenganku.
=====================================
#Kamiyama POV#
Aku melihat jam yang terpampang besar di ruang tengah, 10.20 AM. Aku tercekat, mengingat seseorang, terlintas seorang gadis yang baru saja hadir didalam mimpiku, Riisa. Kami berudan kencan bersama dengan Nozomu dan Reina, disebuah kedai es krim dekat sekolah. Aku melangkah dengan lamban. Lalu mengambil ponselku, 20 panggilan tak terjawab 15 pesan masuk.
“Kau dimana BaKamiyama? Kita sudah janji akan double date di kedai es krim dekat sekolah. Kau sudah telat 10 menit”
Aku terbelalak melihat pesan yang dikirimkan oleh Nozomu, dengan cepat aku mencuci mukaku. Tak ada wantu untuk memilih pakaian, aku mengambil mengambil kemeja berwarna biru muda, kaos hitam yang ku kenakan tidak ku buka, aku menggunakan kemeja itu tanpa mengancingnya, memang style dasar, tapi kurasa cukup. Aku memadukannya dengan jeans dan sebuah jam tangan berwarna hitam. Setelah mengantongi dompetku, aku mengenakan sepatu high shoe keluaran dari nike berwarna putih. Dengan cepat ku kunci apartemen kecil ku dan meninggalkannya.
Diperempatan jalan menuju sekolah aku melihat sebuah toko bunga, “Tolong buatkan satu buah buket mawar merah dan tolong cardnya”
Sang penjaga toko menyiapkan buket tersebut, aku menuliskan kata-kata yang sebelunya tak pernah terpikir oleh ku. begitu semuannya selesai aku berlari sekencang yang ku bisa untuk segera menemuinya.
“Riisa. Maaf aku ketiduran” Aku terpana setengah mati melihat gadis itu, tampak sangat manis dari biasanya. Walau wajahnya masih tertunduk, tapi pemandangan langka ini begitu menabjukkan bagiku.
“Untukmu, ada cardnya, tapi jangan dibaca dulu sebelum kita sampai” Aku memberikan buket bunga tersebut. Dan berjalan berdampingan dengannya. Mungkin ini pertama kalinya aku mengajak jalan wanita, dan untuk pertama kalinya juga aku memberikan bunga yang ku beli dengan uang ku sendiri.
“Hei. Hei Hei. Mau kemana gadis cantik?” segerombolan yankee datang mendekati kami. aku menyuruh Riisa untuk berlindung dibelakangku. “Upps, ternyata sudah punya kekasih ya. Mungkin sedikit menyentuhnya tak apa kan?”
“Mau apa kalian? Jangan ganggu kami” Ucapku sambil terus memperhatikan setiap gerak-gerik para yankee tersebut.
Mereka mengepung kami, salah satu dari mereka memegang pisau, batin ku benar-benar takut, tapi aku tak bisa membiarkan Riisa diganggu. Bagaimanapun aku akan melindunginnya.
Buuuggghhhttt
Seseorang meninji perutku, “Uhhh” aku meringis sakit, ku pegang perutku. Aku memang tidak hebat dalam pertarungan. Tapi aku tetap melindunginnya, bagaimanapun aku akan melindunginya.
“Pacarmu payah! Lebih baik kau ikut kami” Seseorang dari mereka menarik lengan Riisa.
“Kamiyama” teriaknya, wajahnya takut. Tapi tersirat sedikit kekhawatiran dari daut wajahnya.
Buuuggghhttt
Kali ini aku yang beraksi. Ku tinju dengan sekuat tenaga yang ku punya.Aku tak menyangka, tinjuanku membuat hidung yankee tersebut berdarah.
Buuggghhhttt. Buuggghhhhttt
Satu orang dari mereka memegangi tubuhku. Lalu tinjuan dan tendangan berturut-turut mendarat disekujur tubuhku. Sakit, rasanya begitu sakit dan perih.
“Kamiyama~ Yamette yo. Onegaishimasu”  Suara Riisa terdengar menyedihkan, pandanganku sudah samar, aku hanya bisa melihat dia dipegang oleh seseorang. Tubuhku goyah dan jatuh.
“Masih mau menolong pacarmu hah? Bagaimana kalau kami menciumnya sedikit saja” Yankee bertubuh besar dengan pisau ditangannya itu mendekat, dan meraih wajah Riisa.
“Yamette!” Ucapku. Dengan menahan rasa sakit aku bangkit dan mencoba menghampirinya.
Buuuggghhhttt
Aku meninju lelaki itu lagi. “Kau boleh memukulku sekeras apapun yang kau mau asalkan jangan sentuh dia!” Ucapku.
“Grrrr~ Kono Yarooo”
“Uhhuuukkk” darah segar keluar dari mulutku, aku benar-benar lunglai, pandanganku semakin samar. Lalu diriku terjatuh begitu saja.
Yankee itu pergi, meninggalkan sebilah pisau yang masih menancap di perutku. Aku menarik pisau tersebut. Rasanya begitu sakit ketika pisau itu keluar dari tubuhku, Riisa ada disampingku, menganggkat kepala ku keatas pahanya.
“Kamiyama, kau harus bertahan” Tak pernah aku melihat wajahnya sepanik itu, air mata itu mengalir dari matanya.
“Riisa…”
“Ya? Kamiyama. Ku Mohon. Aku minta kau bertahan. Ku mohon” Ucapnya dengan panik.
“Hari ini aku senang sekali melihat sikap aslimu, dan hari ini kau manis sekali. Maaf kalau kencan kita batal. Aku ingin kau mendengar kau bilang perasaan mu kepadaku. Katakan seperti biasa. “Anata no koto ga…”
“Kamiyama, ANATA NO KOTO GA DAI…
… Suki”
Aku tersenyum. Puas dengan apa yang dikatakannya. Aku yakin itu adalah jawaban yang tulus dari dalam hati. Perlahan mataku terpejam dan semuannya menjadi gelap.
====================================
#Nozomu POV#
10.55 AM. Aku melirik jam ditangan, merasa aneh menunggu kedatangan yang harusnya berduaan disini.
“Mereka kemana? Aku akan coba meneleponnya”
Aku mendial nomer Kamiyama senpai dan tak ada yang menjawab. “Telepon ku tidak diangkat, atau mereka kencan ketempat lain?” tebakku.
Kini Reina mendial nomer Riisa. “Biar aku yang telepon Neechan” Ucapnya lalu mendekatkan ponselnya ketelinga.
“Moshi-moshi, Riisa Neechan. Dimana?” Tanyanya. “Baik aku segera kesana”
Wajah Reina panik, dengan cepat dia menarik lenganku,berlari keluar café tersebut. Reina terus berlari, nafasnya tak beraturan, lengannya tetap memegang lenganku dengan kuat. Setelah sekitar 5 menit berlari kami berhenti didepan sebuah rumah sakit.
Reina berlari menuju dalam rumah sakit, dia terus berlari sampai bertemu dengan Riisa didepan ruang IGD. “Kamiyama senpai mana?” Tanya Reina panik.
Riisa menunduk dan menjunjuk kedalam ruang tersebut. Reina menarik lengan ku dan lengan Riisa. Masuk untuk memastikan Kamiyama senpai.
Air mata berlinang, Reina pun tak ketinggalan mengeluarkan air mata, Dokter telah memastikan kalau Kamiyama senpai tak selamat karena kehabisan darah dan luka tusukan yang dalam hingga menembus ke organ bagian dalamnya.
“Sekolah sudah menghubungi keluarganya” Ucap Riisa dalam pelukkan Reina. Reina tak henti-hentinya mencoba menenangkan kakak kandungnya itu.
Aku mengambil sebuah buket mawar yang terletak disebelah jenazah Kamiyama senpai. “Dia memberinya untukmu?” Tanya ku pada Riisa.
Dia mengangguk. Dia mendekati wajah Kamiyama senpai, mengelap darah yang ada ditepi bibir Kamiyama senpai dengan lembut dengan saputangannya. Air mata tak henti-hentinya mengalir.
“Anata No Koto Ga Daikirai” itu yang pertama kau ucapkan padaku, dibenci olehmu adalah hal yang menyenangkan untukku. Maaf untuk hari itu, tapi kau sangat lucu. Bahkan saat kau bilang “Anata no koto ga daikirai. Kedo kyou wa arigatou” itu membuat ku sangat senang. Dan walau kau akan terus berkata “Anata no koto ga daikirai” tapi aku akan berkata “Anata no koto ga DAISUKI”
Air mata itu mengalir dari mata Riisa. “BaKamiyama, okitte yo! Okitteeeeeeeeeeeee” dia berteriak tak terkendali, Reina memeluknya dengan keras, tapi tubuhnya terus mengguncang tubuh Kamiyama senpai yang sudah tak bernyawa. Keadaan menjadi sangat kacau.
===============================================
Life is not Fair for you. But We are still Family
“Okaasan, Okaasan. Kapan kita akan bertemu dengan Obachan lagi? Aitai yo” Ichiko berteriak merenggek pada ibunya, gadis berumur 3 tahun itu memakan peremennya dengan lahap. Ibunya hanya tersenyum.
“Hmm, ashita?”
Ucapan sang Ibu membuatnya berjingkrak-jingkrak kecil, “Tapi kita tanya Otousan dulu ya” sambung sang Ibu dan menghampiri suaminya.
Sang ayah mengangguk dengan yakin. “besok kita kesana” Ucapnya dengan yakin.
==============================================
Ichiko melirik tajam kepada ibunya. “Untuk apa bunga mawar tersebut?” tanya Ichiko pada ibunya.
“Tanyakan pada Otousan saja” Ucap sang ibu.
“Hei Reina, kenapa tidak kau yang menjelaskan?” lelaki itu merangkul istrinya dengan mesra, membuat Ichiko kecil tersenyum geli melihat tingkah orang tuanya itu.
“Bakayaro. Nozomu Bakayaro. Ichiko-chan, Obachan sangat suka pada mawar merah.” Kini wanita dengan wajah lembut keibuan itu menjelaskan pada anak pertamanya.
Dengan menaiki bus mereka pergi bersama menuju sebuah tempat. “Riisa Neechan” Ucap Reina dengan pelan dan nyaris tak terdengar.
Keluarga kecil tersebut berjalan di dalam sebuah koridor. Aroma bau itu mulai tercium, semua orang yang ada dikoridor tersebut tersenyum dengan aneh menatap mereka. Reina mengenggam lengan Ichiko dengan erat, dan Nozomu setia melindungi keduanya.
“Neechan, Riisa Neechan” Suara Reina menggema disebuah kamar dengan Riisa didalamnya.
“Obachan. Genki?” Ichiko mendekat dan menyapanya dengan manis.
“Genki ka sadako cantik?” Tanya Nozomu menyapa.
Riisa hanya diam, dirinya sudah ada dirumah sakit jiwa ini selama kurang lebih 10 tahun yang lalu. Semenjak kejadian itu dirinya menjadi tak terkendali, terlebih setiap melihat pisau didekatnya, dia akan mengamuk hingga melukai banyak orang.
Selama ini Nozomu dan Reina lah yang dengan setia mengunjungi Riisa, walau dulunya keluarga Yanagi masih sering menjengkuknya tapi seiring berjalannya waktu mereka menghilang begitu saja.
“Kau sudah makan Riisa Neechan?”
Riisa terdiam, menjudutkan diri dipojok kasur, kakinya dilipat. Dia menggeleng. Wajahnya pucat pasi, rambutnya panjang sepinggang dan menutupi semua tubuhnya. Kini dia benar-benar terlihat seperti sadako. Reina tak kuasa melihat pemandangan yang menyakitkan itu, air mata menitik dari matanya. Nozomu merengkuh istirnya tersebut.
“Akai bara?” sebuah kalimat keluar dari bibir pucat Riisa. Nozomu memberikannya. Dia menerimanya. “BaKamiyama” Ucapnya lagi. “BaKamiyama, anata no koto ga dai…
…KIRAI!”
====================================
Welcome To My Blog